Unsur dan Model Komunikasi Efektif

Dalam kehidupan bermasyarakat, seseorang tidak bisa terlepas dari proses interaksi sosial dengan anggota masyarakat lainnya. Syarat terjadinya Interaksi sosial sendiri yakni adanya kontak sosial dan komunikasi sosial. Kontak sosial merupakan hubungan antara satu pihak dengan pihak yang lain. Kontak sosial dapat terjadi walau dua pihak hanya saling berhadapan atau bertatap muka.

Dalam kehidupan sehari-hari kontak sosial dibedakan menjadi, 1) Kontak langsung (primer),  misalnya berjabat tangan, saling melirik, tersenyum; dan 2) Kontak tidak langsung (sekunder),  misalnya melalui media atau pihak ketiga.

Secara etimologis komunikasi atau communication (dalam bahasa Inggris) berasal dari kata Latin communis yang berarti “sama”, communico, communicatio, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common) (Effendi, 1993).

Secara terminologis, komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Pada hakikatnya komunikasi dalam konteks tulisan ini adalah pernyataan antarmanusia. Adapun yang dinyatakan berupa pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat perantaranya.

Komunikasi sosial  terjadi apabila seseorang memberikan tafsiran pada prilaku orang lain yang berwujud, pembicaraan, gerak jasmani dan perasaan yang disampaikan oleh orang tersebut. Agar komunikasi dapat berjalan dengan baik, dibutuhkan beberapa komponen, seperti pengirim pesan atau komunikator (communicator), penerima pesan atau komunikan (communicatee), pesan berupa isi atau maksud yang disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain, dan umpan balik (feedback) atau tanggapan dari penerima pesan atas isi pesan yang disampaikannya.

Pesan komunikasi terdiri dari dua aspek, pertama isi pesan (the content of the message). Pikiran atau perasaan dikategorikan sebagai isi pesan (content). Aspek kedua yakni lambang (symbol), untuk mengungkapkan isi pesan yang dimaksud. Bahasa dikategorikan sebagai simbol. Komunikasi dapat terjadi apabila komunikator dan komunikan memiliki kesamaan makna terhadap suatu pesan yang disampaikan, (Rakhmat, 1989).

Komunikasi dapat berlangsung secara efektif apabila unsur-unsur dalam komunikasi terpenuhi. Menurut Gintings (2008: 120-122), terdapat sejumlah unsur komunikasi. Unsur-unsur yang dimaksud adalah sebagai berikut.

a. Komunikator

Dalam konteks belajar mengajar guru dan siswa berperan sebagai komunikator (pengirim pesan) sehingga terjadi komunikasi dua arah. Ketika guru menyampaikan materi pelajaran kepada siswa, guru berperan sebagai komunikator dan siswa berperan sebagai komunikan (penerima pesan). Sebaliknya, ketika siswa bertanya atau menyampaikan jawaban pertanyaan kepada guru, siswa berperan sebagai komunikator dan guru berperan sebagai komunikan.

b. Penyandian atau encoding

Penyandian atau encoding merupakan proses yang dilakukan oleh komunikator untuk mengemas maksud atau pesan yang ada dalam benak dan hatinya menjadi simbol-simbol, suara, tulisan, gerak tubuh, dan bentuk  lainnya  untuk  dapat dikirimkan kepada komunikan. Dalam proses pembelajaran guru harus mengemas materi pembelajaran yang akan disampaikannya kepada siswa ke dalam bentuk tulisan, ucapan, atau gerakan.

c. Pesan atau Message

Pesan atau message adalah maksud atau informasi yang akan disampaikan oleh komunikator secara verbal (ucapan kata-kata) maupun non-verbal (gerak tubuh atau ekspresi wajah). Dalam proses pembelajaran yang dimaksud dengan pesan adalah materi pelajaran.

d. Saluran dan Media

Saluran atau media merupakan tempat pesan dalam bentuk simbol-simbol dilewatkan dari komunikator ke komunikan. Saluran komunikasi dapat berupa pancaindera seperti pendengaran, penglihatan, penciuman, rabaan, dan rasa. Pesan dapat dikirim secara tertulis melalui surat, papan tulis, buku, faximile, dan lain-lain.

e. Penyandian Ulang atau Decoding

Penyandian ulang atau decoding adalah proses yang dilakukan oleh komunikan untuk menginterpretasikan atau menerjemahkan simbol-simbol yang diterimanya menjadi makna. Dalam proses pembelajaran, pemahaman siswa tentang penjelasan guru atau sebaliknya interpretasi guru terhadap jawaban siswa merupakan proses penyandian ulang atau decoding.

f. Komunikan

Komunikan adalah pihak penerima pesan baik individu atau kelompok yang menjadi sasaran komunikasi.

g. Umpan Balik atau Feedback

Umpan Balik atau feedback adalah informasi yang kembali dari komunikan ke komunikator sebagai respon terhadap pesan yang disampaikan oleh komunikator. Komunikator dapat mengetahui tingkat pemahaman dan reaksi komunikan terhadap pesan yang dikirimnya melalui umpan balik.

Adanya umpan balik dalam komunikasi menjadi tolak ukur keberhasilan dalam proses pembelajaran. Guru dapat mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa dalam menerima materi yang disampaikan.

Selain unsur-unsur komunikasi, proses komunikasi yang efektif juga sangat menentukan dalam mencapai tujuan bersama dan terciptanya komunikasi dua arah. Proses komunikasi dapat dijelaskan melalui model-model komunikasi yang dikemukakan para ahli.

Menurut Gintings (2008: 117-118), terdapat dua model komunikasi untuk membantu memamahmi arti, proses, unsur, penggunaan dan tujuan komunikasi.

a. Model Komunikasi Lasswell

Model komunikasi Lasswell sangat populer dengan pernyataannya, yaitu Who says what in which channel to whom with what effect?

  1. Who: pengirim atau komunikator atau orang yang menyampaikan pesan atau guru.
  2. Says what: pesan atau materi pelajaran.
  3. On what chanel: media atau alat bantu mengajar.
  4. To whom: penerima atau komunikan atau siswa.
  5. With what effect: dampak atau hasil komunikasi atau hasil belajar siswa.

Model komunikasi Lasswell tidak melibatkan umpan balik atau feedback sehingga bersifat komunikasi satu arah dari guru kepada siswa. Selanjutnya, model komunikasi Lasswell juga tidak mempertimbangkan gangguan komunikasi. Model ini menggambarkan bahwa proses komunikasi akan selalu berhasil, padahal dalam kenyataannya banyak faktor yang memengaruhi keberhasilan dalam menjalin komunikasi termasuk dalam proses pembelajaran.

b. Model Komunikasi Schramm

Model komunikasi yang tawarkan oleh Wilbur Schramm yakni: pertama, memperkenalkan gagasan tentang penyandian atau encoding dan penyandian ulang atau decodingKedua, memperhitungkan pengaruh pengalaman yang dimiliki oleh komunikator dan komunikan dalam mendukung keberhasilan komunikasi.

Sumber : Guru Belajar Seri PPPK Kemendikbud

Comments