Pengertian Resiliensi dan Memahami Kerangka SAMR



edukasinfo.com | Dalam dunia pendidikan, belakangan ini dikenal istilah resiliensi. Para ilmuwan psikologi biasanya menggunakan istilah ‘lenting’ untuk menyepadankan kata resiliensi (resilience).

Resiliensi adalah kemampuan seseorang untuk bangkit setiap kali mengalami kegagalan atau desakan mundur  dalam situasi tertentu. Setiap orang (termasuk guru) pasti pernah mengalami situasi resiliensi dalam mencapai sebuah tujuan.


Resiliensi antara setiap individu berbeda-beda, satu komponen  yang menentukan seseorang bangkit (melenting) dari ‘kemunduran’ atau ‘kegagalan’ adalah sudah mengantisipasi bentuk tantangan di depan. Inilah mengapa  seorang pengajar/guru diperkenalkan lebih dahulu dengan Kerangka SAMR.

Kerangka SAMR dapat menjadi peta perjalanan yang matang dalam marathon menuju elearning yang efektif. Kerangka SAMR sendiri dirancang oleh Dr. Ruben Puentedera. SAMR adalah suatu kerangka yang mengilustrasikan tingkat kematangan guru dalam memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran.


Tingkat kematangan tersebut terdiri dari (mulai dari tingkat pemula ke mahir) Substitution, Augmentation, Modification, dan Redefinition. Semakin matang guru dalam memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran, maka semakin besar peningkatan proses dan hasil yang terjadi dalam pembelajaran.

Terdapat dua indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kematangan praktik elerning seorang guru. Pertama, sejauh mana kegiatan belajar berubah dibandingkan dengan sebelum mengadopsi teknologi (baru). Kedua, Kegiatan berpikir apa yang difasilitasi oleh teknologi.


Kerangka SAMR (Substitution, Augmentation, Modification, Redefinition) dapat dijelaskan sebagai berikut:

Substitution
Teknologi (baru) digunakan untuk kegiatan pembelajaran yang sama persis dengan ketika teknologi tersebut belum diadopsi.


Augmentation
Teknologi (baru) digunakan untuk kegiatan pembelajaran yang serupa dengan ketika teknologi tersebut belum diadopsi. Namun demikian, teknologi sekarang sudah mulai digunakan agar kegiatan tersebut lebih intensif.

Modification
Teknologi (baru) digunakan untuk kegiatan pembelajaran yang sudah dimodifikasi cukup jauh dibanding versi sebelumnya.


Redefinition
Teknologi (baru digunakan) untuk kegiatan pembelajaran yang tidak mungkin bisa diselenggarakan tanpa teknologi baru tersebut.


Perlu diketahui bahwa SAMR dan resiliensi sangat berkaitan dengan seorang guru dalam penguasaan teknologi. Pertanyaan paling menjebak dalam elearning adalah aplikasi apa (lagi) yang harus pelajari untuk mengembangkan pembelajaran? Jika anda terjebak di pertanyaan ini, maka anda tersangkut terus-menerus di tingkat Substitution.

Pertanyaan yang tepat adalah bagaimana lagi cara saya menggunakan teknologi (hardware dan aplikasi) yang sudah saya pelajari ini untuk mengembangkan pembelajaran?


Setiap tingkat lanjut (Augmentation, Modification, dan Redefinition) menuntut kita untuk mengubah kegiatan dan/atau tujuan pembelajaran. Mengetahui ini (kegiatan dan tujuan pembelajaran) membantu guru dalam menakar dengan lebih akurat berapa besar resliensi yang diharapkan untuk menerobos masing-masing tingkat tersebut.

Comments