Strategi Komunikasi Efektif, Empatik dan Santun dengan Peserta Didik

Strategi merupakan perencanaan (planning) dan pengelolaan (management) untuk mencapai tujuan. Strategi berfungsi sebagai petunjuk arah dan menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya dalam mencapai tujuan. Dalam kegiatan komunikasi, strategi yang tepat untuk melakukan komunikasi efektif sangat dibutuhkan. Strategia komunikasi harus menunjukkan tujuan yang jelas melalui kegiatan-kegiatan operasional yang bergantung pada situasi dan kondisi yang disebut dengan teknik.

Pada konteks pembelajaran, strategi komunikasi dirancang untuk mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu bentuk strategi komunikasi yakni pengelolaan dan perencanaan komponen-komponen yang terlibat dalam proses komunikasi. Yusuf (2010) dalam Modul Belajar Calon Guru PPPK 2021, menjelaskan contoh-contoh kegiatan yang dapat dikategorikan ke dalam strategi komunikasi yakni persiapan, kegiatan penganggaran, kegiatan pelaksanaan, memberikan motivasi pada sasaran, mempersiapkan peralatan, memilih media yang tepat, dan mempersiapkan pesan yang akan disampaikan.

Strategi komunikasi yang efektif dengan siswa dalam proses pembelajaran mencakup:

a. Membangun Etos Guru

Etos guru dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab sangat menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Beberapa faktor yang mendukung timbulnya etos pada diri guru, yaitu:

1. Kesiapan (preparedness)

Persiapan yang matang akan menentukan keberhasilan komunikasi dan membuktikan kredibilitas seorang guru. Penampilan dan materi pelajaran yang akan disampaikan merupakan contoh yang harus dipersiapkan secara matang agar dapat menarik perhatian dan minat peserta didik.

2. Kesungguhan (seriousness)

Tingkat kepercayaan peserta didik kepada guru akan timbul apabila seorang guru menunjukkan kesungguhan dalam menyampaikan materi. Kesungguhan bukan  berarti tidak boleh menyisipkan unsur humor di dalamnya, akan tetapi unsur humor hanya sebagai penarik perhatian saja. Apabila humor yang berlebihan dilakukan, maka kemungkinan kewibawaan guru bias berkurang, dan siswa malah menjadi tidak sungkan lagi kepada guru.

3. Ketulusan (sincerity)

Dalam proses pembelajaran seorang guru harus tulus dalam menyampaikan materi pelajaran. Sebaiknya menghindari ungkapan dan kata-kata yang dapat mengarah pada kecurigaan peserta didik kepada guru. Ketulusan guru dalam pembelajaran dapat ditunjukkan dengan sikap guru yang penuh rasa empati.

4. Kepercayaan (confidence)

Guru harus memiliki keyakinan dalam menghadapi segala situasi. Keyakinan dalam mengatasi segala situasi dapat membantu guru menumbuhkan kepercayaan diri dalam melakukan proses pembelajaran.

5. Ketenangan (poise)

Guru harus menunjukkan ketenangan dalam menghadapi peserta didik sehingga dapat memberikan kesan bahwa guru sudah berpengalaman dan mengusai persoalan yang dibahas.

6. Keramahan (friendship)

Keramahan merupakan bentuk ekspresi sikap etis (santun) guru terhadap siswa. Dengan sikap tersebut, siswa akan cenderung menaruh simpati kepada guru. Keramahan seorang guru kepada siswa sangat penting agar pesan (materi pelajaran) yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh siswa.

7. Kesederhanaan (moderation)

Aspek lain yang dapat menumbuhkan etos bagi seorang guru yakni kesederhanaan. Kesederhanaan dapat menunjukkan kemurnian sikap dari seorang guru. Gaya bicara dan penampilan yang alami tanpa meniru gaya orang lain dapat membangun kepercayaan diri.

b. Memilih Materi yang Sesuai

Untuk memilih materi (isi pesan) yang baik dan sesuai dengan tujuan komunikasi, seorang guru dapat memperhatikan hal-hal berikut ini.

1. Materi (isi pesan) harus sesuai dengan latar belakang pengetahuan siswa.

2. Materi (isi pesan) harus menarik minat guru dan menyentuh emosi.

3. Materi (isi pesan) harus menarik minat  siswa.

4. Materi (isi pesan) harus sesuai dengan tingkatan pengetahuan siswa.

c. Menggunakan Bahasa yang Tepat

Oxford Advanced Learner’s Dictionary menjelaskan pengertian bahasa sebagai sistem bunyi dan kata yang digunakan oleh manusia untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya (the system of sounds and words used to express their thoughts and feelings). Bahasa adalah alat komunikasi yang dimiliki dan digunakan bersama oleh masyarakat untuk menyampaikan gagasan dan perasaan.

Bahasa dibagi menjadi dua bentuk, yaitu bahasa verbal dan bahasa nonverbal. Bahasa verbal adalah bahasa yang dismapaikan dalam bentuk kata-kata (kalimat) yang diucapkan atau ditulis. Sementara bahasa nonverbal adalah bahasa yang disampaikan dalam bentuk gerak tubuh, jarak, atau gambar.

Proses komunikasi akan berlangsung efektif apabila guru mampu memilih kata-kata yang tepat, jelas, dan menarik perhatian dalam menyampaikan pesan. Untuk mendapatkan kata-kata yang jelas, tepat, dan menarik perhatikan seorang guru harus mempertimbangkan beberapa hal berikut ini:

  1. Gunakanlah kata-kata yang sederhana dan santun;
  2. Gunakanlah istilah yang spesifik;
  3. Hindari istilah-istilah yang bias;
  4. Berhemat dalam menggunakan kata-kata yang tidak penting diucapkan;
  5. Gunakan perulangan atau pernyataan kembali gagasan yang sama dengan kata yang berbeda;
  6. Hindari kata-kata yang bermakna ganda yang berbeda konteks;
  7. Gunakan bahasa sehari-hari untuk menganalogikan istilah-istilah dalam teori (istilah-istilah science);
  8. Hindari kata-kata yang tidak sopan;
  9. Pilihlah kata-kata yang menyentuh komunikan;
  10. Gunakan tata bahasa yang benar, kosa kata yang dapat dipahami dan tepat pada perkembangan anak;
  11. Lakukan penekanan pada kata-kata kunci atau dengan mengulang penjelasan;
  12. Berbicara dengan tempo yang tepat, tidak menyampaikan hal-hal yang kabur;
  13. Gunakan perencanaan dan pemikiran logis sebagai dasar berbicara secara jelas di kelas.

d. Membangun Iklim Komunikasi dengan Siswa

Kemampuan komunikasi yang harus dimiliki oleh guru dalam dalam membangun iklim komunikasi positif dengan siswa pada proses pembelajaran yaitu:

  1. Kemampuan  guru  mengembangkan  sikap  positif  siswa  dalam  kegiatan pembelajaran.
  2. Kemampuan  guru  untuk  bersikap  luwes  dan  terbuka  dalam  kegiatan pembelajaran.
  3. Kemampuan guru untuk tampil secara bergairah dan bersungguh-sungguh dalam kegiatan pembelajaran.
  4. Kemampuan   guru   untuk   mengelola   interaksi   siswa   dalam   kegiatan pembelajaran.
Selain  empat kemampuan di atas,  terdapat  lima  hal  penting yang  perlu  diperhatikan  guru dalam membangun iklim komunikasi yang positif dengan siswa, yaitu:

  1. Respect, sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan.
  2. Emphaty, kemampuan menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang dihadapi orang lain.
  3. Audible, dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik, berarti pesan yang kita sampaikan bisa diterima dengan baik oleh penerima pesan.
  4. Clarity, kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan.
  5. Humble, sikap rendah hati, tidak merasa lebih baik dari yang lain, menghargai orang lain, mau mendengar, menerima kritik, tidak sombong, dan tidak memandang rendah orang lain.

Berbagai strategi lainnya yang dapat digunakan oleh seorang guru dalam membangun komunikasi atau interaksi sekaligus melatih keterampilan siswa dalam mendengar aktif diantaranya:

1. Memberi perhatian secara cermat pada orang atau siswa yang sedang berbicara. Hal ini akan menunjukkan bahwa Anda tertarik pada pesan yang sedang dibicarakan. Seorang guru dapat menggunakan kontak mata, isyarat condong badan kepada orang yang sedang berbicara.

2. Melakukan parafrasa, menyatakan kembali kalimat yang baru saja dikatakan orang lain dengan menggunakan kalimat sendiri.

3. Mensinstesiskan tema dan pola, meringkas tema utama dan perasaan pembicara yang disampaikan dalam percakapan panjang.

4. Memberi umpan balik atau tanggapan dengan cara yang kompeten berupa tanggapan verbal atau nonverbal. Hal tersebut akan membuat pembicara/siswa mengerti bahwa pesan yang disampaikan diterima dengan baik.

5. Tidak memotong pembicaraan terlebih dahulu.

6. Menempatkan konteks yang sama antara pembicara dengan Anda sebagai pendengar agar pesan dapat dimaknai secara bersama.

7. Memberikan respon yang positif pada siswa yang reaktif terhadap suatu materi pelajaran.

8. Tidak terburu-buru menyalahkan apabila siswa menyampaikan pesan yang tidak sesuai dengan konteks pembahasan pelajaran.

Comments