Contoh Cara Berkomunikasi Efektif Guru Kepada Peserta Didik

Komunikasi efektif merupakan komunikasi yang bertujuan agar komunikan (penerima pesan) atau siswa dapat memahami pesan yang disampaikan oleh komunikator (penerima pesan) atau guru. Selanjutnya komunikan diharapkan dapat memberikan umpan balik (feedback) yang sesuai dengan pesan. Umpan balik dalam komunikasi tidak selalu berupa persetujuan, melainkan dapat berupa ketidaksetujuan terhadap pesan.

Hal terpenting dalam proses komunikasi adalah pemahaman terhadap pesan dengan benar oleh komunikan. Kemudian komunikator memperoleh umpan balik yang menandakan bahwa pesan yang disampaikan telah dimengerti oleh komunikan. Secara sederhana komunikasi dapat dikatakan efektif apabila pesan yang disampaikan oleh pengirim sama maknanya dengan pesan yang ditangkap dan dipahami oleh penerima.

Sebagai contoh, jika komunikator mengatakan: “Jangat ribut!”, maka komunikan memahami bahwa kalimat tersebut diartikan sebagai tindakan tidak boleh berisik, tidak gaduh, atau diam tanpa suara. Pada saat komunikan merespon pernyataan tersebut dengan tindakan diam, maka komunikasi menjadi efektif sebab “jangan ribut” yang diinginkan oleh komunikator kenyataannya sama makna dengan pemahaman komunikan.

Sebaliknya, komunikasi bisa menjadi tidak efektif apabila pesan yang diinginkan komunikator tidak semakna dengan pemahaman komunikan. Misalnya, suatu hari Toni melihat orang melambaikan tangan di tengah kolam renang, lalu Toni membalasnya dengan lambaian tangan lagi. Bagi orang yang di tengah kolam renang lambaian tangan Toni tidak bermakna apa-apa sebab yang dia butuhkan bukan lambaian tangan balasan melainkan pertolongan Toni, karena dia sedang tenggelam dan tidak bisa berenang.

Pesan harus dimaknai bersama antara komunikator dengan komunikan agar tindakan dari efek komunikasi menjadi sama. Sementara, perbedaan makna pesan (persepsi) antara komunikator dengan komunikan akan menghasilkan kesalahan dalam menafsirkan makna pesan (misinterpretasion), yang akan berakibat pada misunderstanding, kemudian hasilnya akan menjadi misaction.

Menurut Stewart L. Tubb dan Sylvia Moss (dalam Mulyana, 2001) yang dikutip dari modul belajar mandiri guru calon PPPK 2021, terdapat beberapa tanda terjadinya komunikasi yang efektif yakni:

1. Pemahaman.

Komunikasi dapat dikatakan efektif apabila komunikan memahami isi pesan yang disampaikan oleh komunikator dengan cermat. Sebaliknya, komunikasi akan gagal apabila komunikan tidak memahami isi pesan yang dimaksud oleh komunikasi.

2. Kesenangan.

Ketika Anda menyapa orang lain dengan mengatakan: “Halo!”, “Selamat pagi!”, Anda mungkin saja tidak bermaksud mencari informasi dari orang yang Anda sapa. Komunikasi seperti ini dimaksudkan untuk memperoleh kesenangan. Umumnya, komunikasi seperti ini dapat mempertahankan hubungan insani, sehingga timbul keakraban, kehangatan, dan menyenangkan.

3. Memengaruhi Sikap.

Dalam berbagai situasi kita berusaha memengaruhi sikap orang lain, dan berusaha agar orang lain tidak hanya memahami ucapan kita, namun agar orang mengikuti apa yang kita inginkan yang ditunjukkan dengan sikap dan tindakan nyata.

4. Hubungan Sosial yang Baik.

Manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dengan demikian makan manusia harus menjalin hubungan atau berinteraksi dengan sesama secara baik. Hubungan yang baik dapat berupa kehangatan, keakraban, atau saling cinta. Jika komunikasi menimbulkan hubungan yang tidak baik, seperti perpecahan, kebencian, dan permusuhan, maka komunikasi menjadi tidak efektif.

5. Tindakan.

Efektivitas komunikasi biasanya diukur dari tindakan nyata seseorang setelah melakukan interaksi sosial.

Dalam konteks komunikasi efektif antara guru dan peserta didik dapat dilakukan oleh guru menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh peserta didik. Selain itu, proses komunikasi harus dilakukan dengan cara yang menarik dan menyenangkan bagi pesera didik.

Berikut adalah contoh komunikasi efektif sederhana antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

Guru     :  Asalamualaikum  warahmatullahi  wabarakatuh,  anak-anak?  (dengan senyum yang ramah dan pandangan tertuju kepada seluruh siswa).

Siswa    : Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. (serentak menjawab)

Guru  : Sebelum memulai pembelajaran mari kita berdoa terlebih dahulu. (menunjuk ketua kelas untuk memimpin doa). Alhamdulillah, anak-anak. Hari ini kita dapat mengikuti kegiatan pembelajaran IPS. Bagaimana kabar kalian? Sehat semuanya?

Siswa    : Alhamdulillah, baik, Pak. (serentak menjawab)

Guru     : Siapa yang tidak masuk hari ini?

Siswa    : Tidak ada, Pak. Semuanya masuk. (ketua kelas menjawab pertanyaan guru)

Guru     : Alhamdulillah. Bagus, Anak-anak. Bapak senang kalian masuk sekolah semua dan tidak ada yang terlambat datang. Sudah siap belajar, anak- anak?

Siswa    : Siap, Pak!

Guru     : Bagus! Kalau begitu mari kita mulai pembelajaran IPS kita hari ini.

Silakan duduk dengan rapi, meja dan kursinya tolong dirapikan dan pastikan tidak ada pekerjaan lain selain belajar IPS. Siapkan buku tulis, buku paket dan alat tulis lainnya. (anak-anak mempersiapkan diri untuk belajar, merapikan meja, kursi, menyiapkan buku dan alat tulis).

“Anak-anak, hari ini kita akan mempelajari topik tentang interaksi sosial dalam kehidupan sehari-hari”.   (guru menuliskan topik pembelajaran di papan tulis atau media lainnya).

Pada contoh kegiatan pembelajaran di atas guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa. Hal ini penting dilakukan sebagai bagian dari penerapan pendidikan karakter, yaitu religius. Selanjutnya, guru menyiapkan kondisi psikologis siswa untuk mengikuti pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran tersebut, guru berkomunikasi dengan siswa menggunakan bahasa yang sederhana, tidak berbelit-belit sehingga mudah dipahami siswa.

Baca juga : 

1. Strategi komunikasi efekti, empatik, dan santun

2. Contoh cara berkomunikasi secara empatik

3. Contoh cara berkomunikasi secara santun

Comments