Penting Diketahui Guru !!! Faktor Penunjang dan Penghambat Komunikasi Efektif dalam Pembelajaran



Keberhasilan sebuah proses pembelajaran sangat bergantung pada bagaimana seorang pendidik memperhatikan efetifitas komunikasi yang dibangun di dalam kelas. Meski materi yang disiapkan oleh pendidik sudah menarik dan dikuasai namun tidak serta-merta dapat diterima oleh peserta didik dengan baik untuk mewujudkan proses pembelajaran yang efektif.

Dalam proses pembelajaran seorang pendidik harus memperhatikan faktor penunjang dan penghambat komunikasi yang efektif dalam pembelajaran. Hal ini penting dilakukan agar proses belajar peserta didik dapat berjalan sesuai rencana, sehingga pembelajaran menjadi menarik

Faktor-faktor penunjang komunikasi efektif dalam pembelajaran yakni:

1. Komunikator (Pendidik)

Peran pendidik selaku komunikator dalam pembelajaran sangat menentukan keberhasilan dalam mewujudkan pembelajaran yang menarik bagi peserta didik. Pendidik harus memiliki etos yang baik. Etos merupakan nilai yang ada pada diri seorang komunikator. Etos dibangun oleh unsur kepercayaan (credibilty) dan atraksi (attractiveness).

Sementara kredibilitas pendidik adalah seperangkat persepsi komunikan (peserta didik) tentang sifat-sifat komunikator. Kredibilitas dimunculkan oleh komunikan ketika dia melihat komunikator. Artinya, kepercayaan peserta didik tergantung bagaimana seorang pendidik menampilkan diri di dalam kelas. Pendidik yang mendapatkan kepercayaan peserta didik akan lebih mudah melaksanakan proses pembelajaran. Sebaliknya, kesulitan akan dihadapi pendidik apabila peserta didik tidak memiliki kepercayaan.

Sementara daya tarik  (atraksi) sangat ditentukan  pada  diri  komunikator. Komunikasi  akan efektif  apabila komunikator memiliki kemampuan untuk menarik komunikan sehingga mereka tunduk kepada pesan yang disampaikan. Kemampuan pendidik menyesuaikan diri dengan psikologi peserta didik dapat menentukan keberhasilan berkomunikasi.

Psikologi yang dimaksud seperti memahami kepentingan peserta didik, kebutuhannya, kecakapannya, pengalamannya, kemampuan berpikirnya, dan kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik.

2. Komunikan (Peserta Didik)

Dalam komunikasi, seorang komunikator (pendidik) harus memahami karakteristik peserta didik selaku komunikan yang akan menerima pesan/materi pembelajaran. Pendidik harus mengetahu kebutuhan siswa, kecakapan yang dimiliki siswa, pengalaman-pengalaman belajar dan pengalaman di luar kelas, kemampuan berpikir, dan kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik.

Agar komunikasi menjadi efektif, pendidik harus memperhatikan beberapa aspek berikut:

  1. Waktu yang tepat untuk menyampaikan pesan (biasanya disusun dalam RPP),
  2. Bahasa yang digunakan harus dapat dimengerti oleh peserta didik,
  3. Sikap dan nilai yang ditampilkan harus dapat menumbuhkan kepercayaan peserta didik
  4. Memilah jenis kelompok sasaran dimana komunikasi akan dilakukan.
3. Pesan (Muatan Pelajaran)

Faktor pesan atau muatan pelajaran dalam komunikasi merupakan salah satu komponen penting. Pesan harus dibangun oleh dua faktor, yaitu isi pesan (the content of messasge) dan bahasa (symbol). Agar pesan mudah diterima dan dipahami oleh komunikan, pesan harus  diorganisasikan dengan baik dan disesuaikan dengan cara berpikir, kebutuhan, dan kepentingan komunikan.

Tujuan dalam komunikasi sangat mempengaruhi keberhasilan informasi tersampaikan. Apabila tujuannya untuk menyampaikan informasi, pesan harus dapat menyentuh pikiran komunikan dan meyakinkan komunikan sehingga sadar bahwa pesan yang diterima penting untuk diri komunikan. Apabila tujuan  pesan untuk persuasif, pesan harus menyentuh perasaan komunikan, sehingga komunikan merasa puas dengan pesan tersebut dan pada akhirnya komunikan akan berperilaku sesuai dengan apa yang komunikator anjurkan.

Faktor Penghambat Komunikasi Efektif dalam Pembelajaran yakni:

Selain memahami faktor penunjang komunikasi efektif, hambatan dalam komunikasi juga menjadi penyebab kegagalan dalam proses pembelajaran. Hambatan komunikasi adalah sesuatu yang dapat memengaruhi kelancaran dalam proses komunikasi bahkan cenderung menghambat proses komunikasi.

Dikutip dari modul belajar mandiri guru PPPK bahwa hambatan-hambatan komunikasi menurut Effendy (1989) dan Mulyana (2001), dapat berbentuk:

1. Gangguan Fisik.

Gangguan fisik biasanya berkaitan dengan situasi, tempat, dan suasana pada saat komunikasi berlangsung. Gangguan fisik lebih mengarah pada keadaan cuaca atau iklim yang tidak  kondusif, suasana ribut, bising, tempat belajar yang tidak memadai, dan sebagainya.

2. Gangguan Mekanik.

Gangguan ini berkaitan dengan alat atau media yang kita gunakan dalam berkomunikasi. Suara yang terputus-putus akibat microphone yang jelak, atau gambar yang buram. Presentasi seorang guru menjadi terhambat karena tidak tersedia in-focus, padahal materi yang akan disampaikan semua berada pada file di komputer.

3. Gangguan Semantik.

Semantik merupakan pengetahuan mengenai pengertian kata-kata yang sebenarnya. Kata yang sama akan diartikan berbeda untuk orang-orang yang berlainan. Kata “cokot” berarti “ambil” untuk orang Sunda, sedangkan untuk orang Jawa berarti “makan”. Banyak kata-kata yang maknanya berbeda bila kita tidak memahami konteks yang menyertai dalam suatu proses pembelajaran.

4. Gangguan Budaya.

Setiap masyarakat memiliki lambang-lambang tertentu untuk mengungkap sesuatu sesuai dengan kebiasaan dan tradisi kelompok sosial masing-masing. Orang India untuk mengatakan setuju dengan cara menggelengkan kepala ke kiri-ke kanan, sedangkan orang Indonesia isyarat itu menunjukan ketidaksetujuan. Demikian pula acungan jempol akan diartikan berbeda oleh kelompok sosial yang berbeda.

5. Gangguan Kepentingan.

Komunikan hanya akan memperhatikan pesan yang dianggap ada hubungannya dengan kepentingan dia. Kepentingan membuat seseorang selektif dalam menanggapi suatu pesan. Pada saat tertentu, peserta tidak akan memperhatikan apa yang dijelaskan oleh pendidik ketika dia menganggap penjelasan pendidik semakin tidak jelas, semakin bingung, bahkan semakin stres.

6. Gangguan Motivasi.

Motivasi akan mendorong sesorang berbuat sesuai dengan keinginan atau kebutuhan. Pendidik harus mampu menyusun strategi komunikasi dan strategi pembelajaran agar motivasi belajar siswa terbangun. Dengan demikian gagasan-gagasan atau konten pelajaran akan tersampaikan dengan baik sesuai tujuan. Tanpa membangun motivasi peserta didik maka potensi kegagalan akan semakin besar.

7. Gangguan Prasangka.

Prasangka merupakan suatu sikap dari sesorang yang mencurigai orang  lain dengan membanding-bandingkan dirinya atau orang lain yang mengarah pada perasaan negatif. Prasangka tidak hanya akan menimbulkan ketidakpercayaan pada komunikan melainkan akan menimbulkan pula sikap antipati terhadap segala pesan yang disampaikan oleh komunikator. Dalam pembelajaran, guru harus mampu meminimalisir prasangka-prasangka negatif yang akan ditimbulkan dari siswa.

Baca juga:

1. Pengertian dan Fungsi Komunikasi

2. Unsur-unsur dan Proses Komunikasi


Comments