Mengenal Asesmen Kompetensi Minimum Numerasi


edukasinfo.com | Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) merupakan salah satu bagian dari Asesmen Nasional. AKM terdiri dari Literasi dan Numerasi. Numerasi merupakan kompetensi paling mendasar yang akan dievaluasi. Penilaian kompetensi pada AKM Numerasi merupakan hal mendasar yang diperlukan oleh semua peserta didik guna mampu mengembangkan kapasitas diri dan berpartisipasi positif pada kehidupan masyarakat.

Numerasi merupakan suatu kompetensi yang mencakup pengetahuan, keterampilan, perilaku, dan disposisi yang dibutuhkan siswa untuk menggunakan matematika dalam melakukan interpretasi kehidupan masyarakat pada cakupan dan situasi yang lebih luas.

Numerasi akan mendorong peserta didik mengenali dan memahami peran matematika di dunia, memiliki disposisi dan kapasitas guna menggunakan pengetahuan dan keterampilan matematika untuk memecahkan masalah dalam kehidupan nyata di tengah masyarakat. 

Peserta didik yang memiliki kompetensi numerasi secara umum ditandai dengan kemampuan untuk bernalar, mengambil keputusan yang tepat, dan memecahkan masalah. Kemampuan ini dalam penerapannya terkait dengan mata pelajaran lain yang dipelajari peserta didik.

Baca juga: Mengenal Asesmen Kompetensi Minimum Literasi

Komponen AKM Numerasi terdiri dari konten, proses kognitif, dan konteks dengan penjelasan sebagai berikut:

Komponen konten pada numerasi dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu: Bilangan, Pengukuran dan Geometri, Data dan Ketidakpastian, serta Aljabar.

  1. Bilangan meliputi representasi, sifat urutan, dan operasi beragam jenis bilangan (cacah, pecahan, bulat, desimal).
  2. Pengukuran dan geometri, meliputi mengenal bangun datar hingga menggunakan volume dan luas permukaan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu juga menilai pemahaman peserta didik tentang pengukuran panjang, berat, waktu, volume, dan debit, serta satuan luas menggunakan satuan baku.
  3. Data dan ketidakpastian, meliputi pemahaman, interpretasi serta penyajian data mapun peluang.
  4. Aljabar, meliputi persamaan dan pertidaksamaan, relasi dan fungsi (termasuk pola bilangan), serta rasio dan proporsi.

Pada komponen tingkat proses kognitif, peserta didik diharapkan dapat menunjukkan proses berpikir yang dituntut atau diperlukan untuk dapat menyelesaikan masalah atau soal. Level proses kognitif pada numerasi yakni pemahaman, penerapan, dan penalaran.

  1. Pemahaman, peserta didik diharapkan dapat memahami fakta, prosedur serta alat Matematika.
  2. Penerapan, peserta didik diharapkan mampu menerapkan konsep matematika dalam situasi nyata yang bersifat rutin.
  3. Penalaran, peserta didik diharapkan mampu bernalar dengan konsep matematika untuk menyelesaikan masalah bersifat non rutin.

Sementara komponen konteks pada numerasi, peserta didik diharapkan dapat menunjukkan aspek kehidupan atau situasi untuk konten yang digunakan. Konteks pada AKM dibedakan menjadi tiga, yaitu personal, sosial budaya, dan saintifik. Personal berkaitan dengan kepentingan diri secara pribadi, sosial budaya berkaitan dengan kepentingan antar individu, budaya dan isu kemasyarakatan, dan saintifik berkiatan dengan isu, aktivitas, serta fakta ilmiah baik yang telah dilakukan maupun futuristic.

Level pembelajaran numerasi pada tingkat SMA terdiri dari 1 level. Terdapat 3 konten yang dipelajari yakni, geometri dan pengukuran, aljabar, serta data dan ketidakpastian. Level pembelajaran 1 untuk kelas 10, peserta didik akan belajar geometri dengan memahami dan menggunakan perbandingan trigonometri serta, menghitung volume dan luas permukaan.


Comments