Dukungan Kebaya sebagai Warisan Dunia Takbenda UNESCO

Foto: Aksi dukungan Kebaya menjadi Warisan Dunia Takbenda UNESCO

Halaman Kantor Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada Minggu pagi (19/6) pukul 06.00 WIB dipadati oleh para perempuan berkebaya yang berasal dari berbagai wilayah Jabodetabek.

Ratusan perempuan berkebaya warna-warni ini berkumpul untuk mengikuti acara Jalan Santai Berkebaya yang diselenggarakan oleh komunitas Pertiwi Indonesia dan Perempuan Berkebaya Indonesia (PBI).

Kegiatan ini tak hanya sekadar jalan santai biasa. Para perempuan mulai dari anak, remaja, hingga dewasa begitu antusias mengikuti jalan sehat dari Kantor Kemendikbudristek menuju Bundaran Hotel Indonesia (HI).


Hal tersebut dilakukan guna menyatakan dukungan mereka agar kebaya didaftarkan sebagai warisan budaya takbenda asal Indonesia ke United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).

Dalam aksi ini Sekretaris Jenderal (Sesjen), Kemendikbudristek, Suharti turut hadir mengenakan kebaya berwarna hitam. "Kami dari Kemendikbudristek mendukung acara ini dan mudah-mudahan kegiatan ini bisa menambah kecintaan perempuan untuk berkebaya dalam menunjang aktivitasnya sehari-hari," harapnya.

Pada kesempatan ini, Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi juga turut mengenakan kebaya berwarna hijau muda. "Saya hadir pagi ini karena saya cinta Indonesia dan saya cinta kebaya Indonesia. Oleh karena itu, mari kita pelihara budaya yang menjadi identitas kita. Kita harus bangga memakai kebaya Indonesia," tegasnya.


Ketua Pertiwi Indonesia sekaligus ketua penyelenggara kegiatan, Shinta Omar Anwar menyampaikan komitmennya untuk mendukung pelestarian budaya khususnya kebaya sebagai warisan leluhur bangsa.

Shinta menyatakan bahwa seluruh cabang Pertiwi Indonesia di berbagai wilayah mendukung kebaya agar didaftarkan sebagai warisan budaya takbenda ke UNESCO (Kebaya Goes to UNESCO).

"Mari kita mencintai dan bangga mengenakan kebaya sehari-hari mulai sekarang dari Sabang sampai Merauke," ucapnya seraya mengajak seluruh lapisan masyarakat Indonesia melestarikan kebaya.


Senada, Ketua Umum Perempuan Berkebaya Indonesia (PBI), Rahmi Hidayati menambahkan bahwa proses pendaftaran usulan agar kebaya menjadi warisan budaya takbenda asal Indonesia ke UNESCO ini butuh dukungan semua pihak.

"Saya senang kaum muda sekarang senang berkebaya," imbuhnya yang pagi itu hadir dengan balutan kebaya bernuansa merah.

Tak hanya itu, Ibu Menteri Kesehatan, Ida Rachmawaty dan Miranda Gultom juga tak mau ketinggalan momentum. Mereka mengenakan kebaya bernuansa ungu. Seluruh pejabat dan masyarakat berbaur dalam kemeriahan acara yang diawali dengan berbagai kegiatan seperti menyanyikan Lagu Indonesia Raya yang dipimpin oleh musisi Adie M. S hingga menari bersama diiringi lagu Sirih Kuning.


Salah satu peserta aksi yaitu Kanaya siswa kelas empat asal SDN Depok 1 mengaku antusias mengikuti acara. "Bagus acaranya, saya bangga dan suka sebagai generasi muda mengenakan kebaya," tuturnya yang tertarik untuk berpartisipasi karena diajak oleh sang ibu.

Peserta lain yang tak kalah bersemangat yaitu Safitri, anggota PKK Katalina, Gading Serpong. "Saya senang berkebaya dan saya mendukung sekali gerakan berkebaya. Terlebih saya juga suka jalan kaki. Saya mendukung kebaya segera didaftarkan sebagai warisan dunia asal Indonesia karena banyak orang tahunya kalau kebaya itu dari Indonesia," papar wanita paruh baya yang pagi tadi mengenakan kebaya bernuansa oranye ini.

Aksi semacam ini diharapkan dapat mendorong generasi muda untuk ikut melestarikan kebaya. Dengan demikian, identitas bangsa akan tetap terjaga. Terlebih lagi saat ini mode kebaya sangat beragam, sehingga diharapkan kebaya makin dicintai oleh generasi penerus bangsa.
Sumber: Laman Resmi Kemendikbudristek (19/6/2022)

Comments