Cara Membuat Video melalui Tahapan Profesional

Pemanfaatan media video dalam berbagai hal di era Digital saat ini sangat diperlukan. Video mampu mempermudah seseorang dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Untuk itu, kali ini akan diuraikan mengenai cara membuat video secara profesional dan berbagai tahapan yang harus dilalui. Namun sebelum itu perlu dipahami makna atau pengertian video, karakteristik, kelebihan dan kekurangan, serta manfaat dari pemanfaatan video dalam berbagai bidang.

Video mampu menyampaikan pesan secara efektif terkait berbagai peristiwa secara audio visual. Video adalah media audio visual yang menampilkan gambar dan suara. Pesan yang disajikan bisa berupa fakta (kejadian, peristiwa penting, berita) maupun fiktif (seperti misalnya cerita), bisa bersifat informatif, edukatif maupun instruksional, (Arief S. Budiman, 2009:74).

Dalam proses pembelajaran di sekolah formal maupun non formal video mampu memberikan berbagai kemudahan. Media video yang digunakan dalam proses mengajar memiliki banyak manfaat dan keuntungan, diantaranya adalah video mengganti alam sekitar dan dapat menunjukkan objek yang secara normal tidak dapat dilihat siswa seperti materi proses pencernaan makanan dan pernafasan, video dapat menggambarkan suatu proses secara tepat dan dapat dilihat secara berulang-ulang, video juga mendorong dan meningkatkan motivasi siswa untuk tetap melihatnya, (Azhar Arsyad, 2011:49).


Tak hanya dalam proses pembelajaran di bidang pendidikan, media video juga sangat bermanfaat dalam bidang-bidang lainnya. Untuk dapat memanfaatkan media video dalam berbagai kepentingan, termasuk sebagai media pembelajaran maka dibutuhkan pemahaman tentang karakteristik media video. Berikut karakteristik media video yang berbeda dengan media lainnya:
  1. Menampilkan gambar dengan gerak, serta suara secara bersamaam
  2. Mampu menampilkan benda yang sangat tidak mungkin ke dalam kelas terlalu besar (gunung), terlalu kecil (kuman), terlalu abstrak (bencana), terlalu rumit (proses produksi), terlalu jauh (kehidupan di kutub) dan lain sebagainya.
  3. Mampu mempersingkat proses, misalnya proses penyemaian padi hingga panen.
  4. Memungkinkan adanya rekayasa (animasi.
Adapun kelebihan media video pembelajaran, diantaranya:
  1. Dapat menstimulir efek gerak
  2. Dapat diberi suara maupun warna
  3. Tidak memerlukan keahlian khusus dalam penyajiannya
  4. Tidak memerlukan ruangan gelap dalam penyajiannya
  5. Dapat diputar ulang, diberhentikan sebentar, dan sebagainya (control pada pengguna)

Kekurangan media video pembelajaran diantaranya:
  1. Memerlukan peralatan khusus dalam penyajiannya
  2. Memerlukan tenaga listrik
  3. Memerlukan keterampilan khusus dan kerja tim dalam pembuatannya
  4. Sulit dibuat interaktif
Untuk membuat sebuah video pembelajaran harus melalui serangkaian kegiatan. Adapun rangkaian kegiatan atau tahapan-tahapan yang dilalui dalam membuat video yaitu, 1) Penentuan ide/eksplorasi gagasan; 2) Analisis kebutuhan seperti mengidentifikasi masalah pembelajaran yang akan diagkat dalam video; 3) Perancangan meliputi penyusunan Garis Besar Isi Media (GBIM) dan Garis Besar Isi Media Jabaran Materi (BIMJM), penyusunan naskah, dan pengkajian naskah.

Sementara tahapan kegiatan produksi video yaitu tahap pra produksi, produksi, dan peralatan yang dibutuhkan dalam produksi video. Berikut ini uraian setiap tahapan dalam produksi video:


A. Pra Produksi

Usai merancang sebuah video pembelajaran dan menghasilkan naskah yang telah dikaji, maka kegiatan selanjutnya adalah melakukan tahapan pra produksi, yaitu 1) Rembuk Naskah (Script Conference); 2) Pembentukan Tim Produksi (Production Crews); 3) Rapat Pra Produksi (Pra Production Meeting); 4) Membuat Shooting Script; 5) Penyusunan Anggaran; 6) Pemilihan Pemain (Casting); 7) Pemilihan Lokasi (hunting); dan 8) Setting Lokasi (Blocking Area/Location Set).

B. Produksi (Cara/Teknik Membuat Video)

Kegiatan produksi video oleh masyarakat umum sering disebut sebagai kegiatan syuting, dimana pada kegiatan ini dilakukan pengambilan gambar. Tahap ini merupakan kegiatan eksekusi naskah yang telah lulus pengkajian oleh tim yang ditentukan.

Untuk menghasilkan video yang berkualitas dan menarik, dibutuhkan pengetahuan teknik produksi atau cara membuat video yang baik yang harus dikuasai oleh tim produksi video. Karena menciptakan gambar yang berkualitas tidak hanya bergantung pada rasa (taste), namun kemampuan akan teknik dan teori pembuatan video menjadi sangat penting dan harus dipahami dengan baik.


Teknik dasar dalam membuat video, yaitu Type of shot, Camera angle, dan Camera movement. Berikut penjelasan dari setiap teknik dalam produksi video:

1. Type of shot (size shot)
Teknik ini sering disebut dengan terminologi shot yang meliputi:

a. Extreme long shot (ELS/XLS)
Tipe ini disebut juga dengan istilah very wide shot atau very wide angle. Biasanya tipe ini digunakan dalam pengambilan gambar exterior yang mencakup pandangan yang lapang atau sangat luas. Tipe ini menampilkan visual lingkungan (environment) sekitar yang lebih besar.

Umumnya tipe ini sering digunakan untuk estabilishing shot pada sebuah motion picture (film) atau pada permulaan scene baru dari sekuen film. Fungsinya untuk menunjukkan suatu tempat seperti kota, pegunungan, bukit, guru, laut, dan sebagainya. Selain tempat, tipe ini kadangkala difungsikan untuk menunjukkan waktu/musim seperti pagi, siang, malam, musim panas, musim hujan, masa lalu, masa kini, dan masa depan.


b. Very long shot (VLS)
Tipe VLS dapat digunakan untuk pengambilan gambar exterior maupun interior yang cukup luas dan tinggi dari set studio atau set building.

c. Long shot/wide sot (LS/WS)
Long shot atau yang biasa disebut full body shot yang mencakup suatu objek secara lengkap seperti sosok manusia dari kepala hingga kaki nampak full frame.

d. Medium long shot (MLS)
Jenis tipe MLS sering difungsikan untuk menjawab daya tarik (rasa penasaran) penonton. Biasanya sering disebut dengan shot (knee shot) karena size shot yang diambil dari knee (dengkul/lutut) hingga atas. Tipe ini fokus pada detil baju maupun ekspresi muka/ mimic wajah.

e. Medium shot (MS)
Medium shot (MS) atau disebut “Wasit” shot (Pinggang shot) karena frame dipotong persis dari pinggang ke atas atau pergelangan tangan apabila berdiri tegak. Sosok manusia lebih dominan di dalam frame, lirikan mata, detil baju, warna rambut dan semua yang menempel secara langsung sudah terlihat dengan jelas.


f. Medium close-up (MCU)
Tipe MCU juga terkadang disebut “two-button” (dua tombol). Frame ini lebih sempit karena hanya menonjolkan kepala dan dada pada sosok manusia. Sehingga karakter dan ekspresi wajah menjadi terlihat jelas seperti mata, emosi, warna dan gaya rambut, make up, dan sebagainya. Dengan tipe ini penonton bisa mengetahui karakter berbicara, mendengar, dan gesture tubuh dan gerakan kepala dengan jelas.

g. Close-up (CU)
Tipe CU atau juga disebut “head shot” (shot kepala) karena di dalam frame hanya terlihat jelas bagian kepala dengan gaya rambut. Tipe ini fokus pada wajah subjek mulai dari mata, mulut, gerakan wajah seorang actor/aktris sehingga penonton akan fokus pada frame gerakan mata dan mulut berbicara.

h. Big close-up (BCU)
Big close-up merupakan frame yang terbatas pada wajah seseorang yang berfungsi untuk mendetailkan ekspresi, siapa, dan bagaimana (feel emosi) marah, takut, jatuh, sedih, senang, dan sebagainya.

i. Extreme close-up (ECU/XCU)
Tipe terakhir adalah ECU/XCU yaitu frame yang lebih fokus pada satu bagian saja, seperti mata saja, mulut saja, hidung saja, telinga saja, tangan, dan lainnya.


2. Camera Angle
Selain type camera shot, penempatan camera angle juga sangat penting diperhatikan guna membangun kesan psikologis penonton terhadap objek. Berikut ini beberapa angle kamera yang harus dipahami, diantaranya:

a. High Angle
High Angle merupakan teknik pengambilan gambar dari atas objek. Teknik ini bertujuan untuk memberikan kesan ‘lemah’, ‘tak berdaya’, ‘kesendirian’, dan kesan lainnya pada objek/subjek.

b. Low Angle
Low Angle merupakan teknik pengambilan gambar dari bawah objek. Teknik ini digunakan untuk menggambarkan seseorang yang memberikan kesan berkuasa dan berwibawa.

c. Eye Level
Eyel Level merupakan teknik pengambilan gambar yang sejajar dengan objek. Teknik ini tidak memberikan kesan dramatik tertentu karena sesuai dengan pandangan mata seseorang yang berdiri.



3. Camera Movement
Teknik Camera Movement merupakan teknik pergerakan kamera, baik perpindahan tempat fisik kamera maupun kamera bergerak dalam posisi diam ditempat. Beberapa jenis teknik ini yaitu:

a. Zoom In/Zoom Out (mendekat dan menjauh)
b. Tilting (dari bawah menuju ke atas dan dari atas ke bawah)
c. Panning (menggerakkan fisik kamera mengikuti urutan objek, baik dari kira ke kanan (pan right) maupun dari kanan ke kiri (pan left).
d. Dollying/Tracking (Pergerakan kamera secara fisik pada saat mendekati maupun menjauhi objek)

C. Peralatan Produksi

Keberhasilan dalam memproduksi sebuah video juga terletak pada ketersediaan peralatan untuk pengambilan gambar. Peralatan utama dalam membuat video adalah kamera, mikrofon, tripod, dan lighting. Adapun peralatan tambahan yang dibutuhkan sangat variatif tergantung kebutuhan sesuai dengan tingkat kesulitan pengambilan gambar dan tuntutan naskah seperti peralatan drone.


D. Pasca Produksi

Setelah proses produksi dilalui maka tahapan terakhir yang harus dimaksimalkan yakni tahap pasca produksi. Tahapan ini meliputi editing, mixing, preview, revisi, dan distribusi. Proses editing merupakan kegiatan merangkai gambar dengan gambar, gambar dengan suara dengan gambar, suara dengan suara menjadi satu rangkaian yang kronologis sehingga mampu menyampaikan pesan sesuai dengan naskah, dan enak ditonton, menghibur.

Kegiatan editing adalah gabungan antara seni dan teknik dari bahan dasar berupa potongan gambar dan suara atau yang popular disebut clip, yang dipadukan dan diolah sehingga memiliki arti dan makna yang jelas. Pada dasarnya pengertian editing adalah menghubungkan antara shot/visual dengan suara dan dengan lainnya dengan menggunakan transisi tertentu agar menjadi satu kesatuan informasi yang berkesinambungan.

Sumber: Modul 10 (Pembuatan Media Video Pembelajaran)


Comments