Koneksi Antar Materi: Refleksi dan Kesimpulan Modul 2.1 Calon Guru Penggerak


Buatlah kesimpulan tentang apa yang dimaksud dengan pembelajaran berdiferensiasi dan bagaimana hal ini dapat dilakukan di kelas.

Jelaskan bagaimana pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal. Jelaskan pula bagaimana Anda melihat kaitan antara materi dalam modul ini dengan modul lain di Program Pendidikan Guru Penggerak.
...........................
Dalam modul 2.1 memberikan pemahaman secara komprehensif tentang pembelajaran berdiferensiasi di kelas. Pada dasarnya pembelajaran berdiferensiasi merupakan usaha menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu sesuai preferensi kecerdasan setiap murid. Kebutuhan belajar murid seperti kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar murid dapat dipetakan melalui strategi pembelajaran berdiferensiasi. Terdapat tiga strategi pembelajaran berdiferensiasi yang dapat diterapkan oleh guru di dalam kelas yakni diferensiasi konten, proses, dan produk.

a. Diferensiasi Konten
Konten pembelajaran berupa bahan yang disampaikan kepada murid harus mempertimbangkan kebutuhan belajar murid yang disesuaikan dengan kesiapan belajar, minat dan profil belajar murid. Dengan demikian diharapkan dapat membantu murid mengembangkan potensi murid dan melihat minat setiap siswa dan gaya belajarnya.

b. Diferensiasi Proses
Pada bagian kedua yakni strategi diferensiasi proses, guru mempertimbangkan bagaimana murid memahami atau memaknai informasi atau materi yang dipelajari. Diferensiasi proses berkaitan dengan bagaimana kebutuhan murid terpenuhi dan jumlah bantuan yang guru berikan kepada murid. Cara melakukan diferensiasi proses yakni: 1) kegiatan berjenjang; 2) pertanyaan pemandu atau tantangan yang perlu diselesaikan di sudut-sudut minat; 3) membuat agenda individual murid; 4) Memvariasikan lama waktu yang murid dapat ambil untuk menyelesaikan tugas untuk memberikan dukungan tambahan bagi murid yang kesulitan atau sebaliknya mendorong murid yang cepat untuk mengejar topik secara lebih mendalam; 5) Mengembangkan kegiatan bervariasi yang mengakomodasi beragam gaya belajar, visual, auditori dan kinestetik; 6) Menggunakan pengelompokan yang fleksibel yang sesuai dengan kesiapan, minat dan kemampuan murid.

c. Diferensiasi Produk
Diferensiasi produk berkaitan dengan tagihan apa yang kita harapakan dari murid yang memiliki wujud, seperti karangan, tulisan, hasil test, presentasi, diagaram, dan sebagainya. Yang paling penting, produk ini harus mencerminkan pemahaman murid dan berhubungan dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Pada dasarnya diferensiasi produk meliputi 2 hal, yakni 1) memberikan tantangan dan keragaman/variasi, dan 2) memberikan murid pilihan bagaimana mereka dapat mengeksplorasikan pembelajaran yang diinginkan. Sementara itu guru juga harus memperhatikan ekspektasi dari murid, yakni kualitas pekerjaan apa yang diinginkan; 2) konten apa yang harus ada pada produk; 3) bagaimana cara mengerjakannya; 4) sifat dari produk akhir apa yang diharapkan.

Keberhasilan pembelajaran berdiferensiasi sangat bergantung pada lingkungan belajar dan implementasinya. Pembelajaran berdiferensiasi harus dibangun atas apa yang disebut dengan Learning Community (Komunitas Belajar). Guru-guru akan memimpin untuk mengembangkan sikap dan praktik yang mendukung tumbuhnya lingkungan belajar. Iklim pembelajaran diferensiasi meliputi beberapa karakteristik, diantaranya: 1) Setiap orang dalam kelas akan menyambut dan merasa disambut dengan baik; 2) Setiap orang dalam kelas tersebut saling menghargai; 3) Murid akan merasa aman; 4) Ada harapan bagi pertumbuhan; 5) Guru mengajar untuk mencapai kesuksesan; 6) Ada keadilan dalam bentuk yang nyata; 7) Guru dan siswa berkolaborasi untuk pertumbuhan dan kesuksesan bersama.

Selain strategi pembelajaran, peran penilaian dalam pembelajaran berdiferensiasi juga menjadi aspek penting untuk mengukur dan mengetahui capaian hasil pembelajaran. Tomlinsin dan Moon (2013) mengatakan bahwa penilaian adalah proses mengumpulkan, mensintesis, dan menafsirkan informasi di kelas untuk tujuan membantu pengambilan keputusan guru. Ini mencakup berbagai infromasi yang membantu guru untuk memahami murid mereka, memantau proses belajar mengajar, dan membangun komunitas kelas yang efektif. Terdapat tiga perspektif fungsi dan tujuan penilaian yakni, Assesment for learning, Assesment of learning, dan Assesment as learning.

Dalam praktik pembelajaran berdiferensiasi, penilaian formatif memegang peranan yang sangat penting. Penilaian formatif dilakukan saat proses pembelajaran masih berlangsung. Penilaian formatif ini bersifat memonitor proses pembelajaran, dan dilakukan secara berkelanjutan serta konsisten, sehingga akan membantu guru untuk memantau pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan murid yang berkembang terkait dengan topik atau materi yang sedang dipelajari. Hasil dari penilaian ini akan menjadi sumber yang sangat berharga untuk mengidentifikasi atau memetakan kebutuhan belajar murid, sehingga lewat proses ini, guru akan dapat mengetahui bagaimana ia dapat melanjutkan proses pengajaran yang ia lakukan dan memaksimalkan peluang bagi tercapainya pertumbuhan dan kesuksesan murid dalam materi atau topik tersebut. Berbeda dengan penilaian sumatif bahwa biasanya dilakukan setelah sebuah unit atau proses pembelajaran selesai, sehingga biasanya hasilnya digunakan untuk membuat keputusan tentang sang anak, misalnya untuk memutuskan nilai rapor anak, kenaikan kelas, dsb.

Dengan demikian, hasil pembelajaran dapat dicapai secara optimal sesuai tujuan pembelajaran. Pada prinsipnya pembelajaran berdiferensiasi merupakan wujud nyata dari implementasi filosofis pendidikan nasional Ki Hadjar Dewantara pada modul 1.1 yang memerdekan murid untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan dalam belajar serta menuntun murid sesuai kodrat alam dan zamannya. Untuk mewujudkan pembelajaran berdiferensiasi ini tentu tidak lepas dari peran dan nilai-nilai kebajikan yang dimiliki oleh setiap guru sebagaimana yang disebutkan dalam modul 1.2 disertai dengan prakarsa perubahan yang dilakukan guru berdasarkan uraian modul 1.3.

Disamping itu, hadirnya pembelajaran berdiferensiasi di kelas tidak terlepas dari budaya-budaya belajar yang positif di dalam kelas maupun di lingkungan sekolah dan masyarakat sebagaimana yang dimaksud dalam paparan modul 1.4. Hal tersebut merupakan keterkaitan antar konsep materi yang sangat padu dan konkrit antar modul pada Pendidikan Guru Penggerak.


Oleh: Muhamad Ali Muis, S.Pd., Gr.
Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan 9 Tahun 2023
Instansi: SMA Negeri 1 Selong
Kabupaten Lombok Timur Provinsi Nusa Tenggara Barat

Comments