Koneksi Antar Materi Modul 1.1 Calon Guru Penggerak


Bangsa Indonesia sangat bersyukur dengan hadirnya Ki Hadjar Dewantara (KHD) sebagai tokoh pendidikan yang visioner melalui pemikiran-pemikiran kritis tentang pendidikan. Melalui semboyan “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, dan Tut Wuri Handayani” mampu diletakkan sebagai dasar pendidikan yang bertujuan untuk menuntun murid mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia dan anggota masyarakat yang seutuhnya. Untuk itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak.

Ki Hadjar Dewantara menekankan asas pendidikan bahwa “pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya”. Dasar Pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan “sifat” dan “bentuk” lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan “isi” dan “irama”. Kodrat zaman juga dapat dimaknai sebagai masa dimana anak sedang tumbuh dan berkembang seperti zaman era digital abad 21 saat ini. Pendidik perlu menuntun budi pekerti, watak atau karakter murid untuk dapat menyesuaikan diri dengan zaman tersebut. Budi pekerti merupakan perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga. Budi pekerti juga dapat diartikan sebagai perpaduan antara Cipta (kognitif), Karsa (afektif) sehingga menciptakan Karya (psikomotor).

Dengan demikian anak akan mencapai kodratnya sebagai manusia yang merdeka. Manusia merdeka adalah manusia yang hidupnya lahir atau batin tidak tergantung kepada orang lain, akan tetapi bersandar atas kekuatan sendiri. Inilah pentingnya pengajaran dan pendidikan yang berguna untuk memerdekakan manusia. Kemerdekaan memiliki dua ciri dasar yakni bebas secara lahir dan mandiri secara batin. Selain kodrat alam dan kodrat zaman, anak juga memiliki kodrat bermain. Bermain merupakan salah satu kodrat anak yang berkaitan dengan pikiran, perasaan, kemauan, dan tenaga (cipta, rasa, karsa/karya, dan pekerti) telah dimiliki oleh setiap anak. Anak perlu dituntun untuk mencapai kodrat bermain dengan cara permainan anak dapat menjadi bagian dalam proses pembelajaran di sekolah.

Berdasarkan tujuan dan dasar pendidikan yang telah diungkapkan oleh Ki Hadjar Dewantara maka ada kecenderungan guru selama ini mengalami miskonsepsi terhadap kodrat anak, termasuk saya. Sebelum memahami materi pada modul ini saya sering tidak memberikan ruang secara maksimal bagi murid untuk melakukan eksplorasi dan menggali potensi diri dalam pembelajaran. Saya percaya bahwa murid pasti mengerti dan paham tentang materi yang disampaikan melalui metode yang telah ditentukan. Namun pola pikir tersebut berubah setelah melakukan refleksi mendalam terhadap pemikiran-pemikiran kritis Ki Hadjar Dewantara. Anak harus diberikan ruang seluas-luasnya, sebebas-bebasnya dalam menentukan dan mendesain pembelajaran. Hal ini untuk menuntun anak mencapai kodrat alam dan menggali potensi diri.

Pembelajaran di kelas harus disesuaikan dengan perkembangan zaman saat ini agar dapat menghadirkan proses pembelajaran yang menyenangkan bagi murid. Pada akhirnya, guru harus melakukan implementasi terhadap pemikiran KHD dalam pembelajaran di kelas. Murid tidak lagi menjadi objek pembelajran tetapi menjadi subjek dalam proses pembelajaran. Pembelajaran harus didesain dengan metode-metode belajar yang berorientasi pada murid. Guru hendaknya dapat menjadi teladan dan/atau memberikan contoh teladan yang baik dari pengalaman-pengalaman orang lain. Guru harus mampu menjadi orangtua, teman, dan sahabat bagi murid dalam belajar. Dengan demikian murid akan mencapai kepuasan, kebahagiaan, dan keselamatan dalam belajar dan mampu menjadi anggota masyarakat sesuai nilai dan norma yang berlaku.


Penulis: Muhamad Ali Muis, S.Pd., Gr.
Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan 9 Tahun 2023
Kabupaten Lombok Timur Provinsi Nusa Tenggara Barat

Comments