Prototype Jawaban Bagi Penantian Panjang Siswa Indonesia



Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim resmi meluncurkan beberapa program penting di awal tahun 2022 seperti kebijakan kurikulum prototype. Kurikulum ini bertujuan untuk memulihkan keadaan pendidikan di Indonesia yang sempat memburuk selama 2 tahun terakhir akibat pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia.

Mengutip siaran pers Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Nomor: 7/sipers/AG/I/2022 bahwa kurikulum prototype nantinya akan menggantikan kurikulum 2013. Kurikulum prototype berbasis pada kompetensi untuk mendukung pembelajaran dengan menerapkan Project Based Learning, yaitu pembelajaran yang berbasis project/praktik.

Menurut Mendikbudristek, kurikulum ini merupakan upaya pemerintah dalam menciptakan perubahan dalam pengembangan karakter dan pola pikir siswa, kurikulum prototype mendorong pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan minat dan bakat peserta didik, sehingga akan menciptakan ruang yang luas untuk pengembangan kemampuan dan kompetensi siswa.


Hadirnya kurikulum ini merupakan hasil evaluasi terhadap kurikulum darurat yang di terapkan selama pandemi/selama pembelajaran jarak jauh (PJJ). Pemerintah meyakini kurikulum ini akan mampu membantu sekolah mengatasi dampak kehilangan pembelajaran (learning lost) akibat tidak efektif dan optimalnya pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama pandemi.

Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajran Kemendikbudristek, Zulkifli Annas mengungkapkan bahwa kurikulum ini telah di ujicoba di sekolah-sekolah penggerak yang ada di Indonesia. Serta akan melewati beberapa tahap evaluasi selama 2 tahun ke depan sebelum di terapkan sebagai kurikulum nasional.

Kurikulum prototype merupakan kurikulum yang menarik, kurikulum ini memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengembangkan diri berdasarkan minat dan bakatnya, serta memberikan keluwesan mengajar kapada guru, sehingga akan terjadi hubungan timbal balik yang aktif pada saat kegiatan belajar mengajar.


Kurikulum prototype tidak mengelompokkan siswa pada jurusan tertentu, minsalnya MIPA (IPA), IIS (IPS), dan IBB (Bahasa). Melainkan memberikan siswa kebebasan untuk memilih kombinasi pembelajaran yang di inginkan, tanpa harus terbebani dengan konflik jurusan dan penstrataan siswa dengan jurusan tertentu. Sering kali kita temui banyak siswa yang bertengkar bahkan tawuran karena menganggap jurusannya lebih baik dari jurusan yang lainnya. Sehingga dengan penghapusan penjurusan ini akan menghilangkan persepsi/pandangan yang buruk tentang jurusan tersebut.

Kurikulum prototype juga akan memudahkan siswa dalam mempersiapkan masa depan anak. Mengapa demikian?, dengan system belajar yang membebaskan siswa untuk memilih kombinasi mata pelajaran yang akan dipelajari memudahkan siswa dalam memetakan rencana aksi yang akan ditempuh untuk mempersiapkan diri menuju ke perguruan tinggi dengan cara mendalami bidang studi yang sesuai dengan jurusan yang akan di ambil pada saat berkuliah nantinya, sehingga problematika mengulang dari awal akan dapat dihindari karena sudah mendalami sebelumnya.


Minsalnya siswa A ingin mengambil program studi pendidikan dokter, maka ketika masih duduk di bangku SMA ia bisa memperdalam bidang studi seperti biology, kimia, fisika, dan pelajaran lainnya. Sehingga ketika akan memasuki perguruan tinggi ia akan mampu untuk menangkap pelajaran dengan lebih baik karena sudah mendalami dan mempersiapkan diri dengan baik sebelumnya.

Dengan system seperti ini juga akan menghilangkan masalah lintas jurusan, sehingga biaya dan waktu yang dibutuhkan juga sedikit. Mengapa?, karena banyak diantara siswa ketika masuk ke perguruan tinggi mengambil jurusan yang berbeda dengan jurusan di SMA menyebabkan tingginya biaya masuk dan persiapan sebelum masuk ke perguruan tinggi semakin rumit.

Kurikulum prototype juga sangat mempermudah guru dalam mengajar, karena system belajar yang berbasis project, guru hanya akan mengarahkan dan lebih sedikit menjelaskan, sehingga siswa di tuntut untuk aktif, baik itu dalam praktik maupun mencari materi pelajaran penunjang pembelajaran.


Kurikulum ini memberikan kesempatan untuk siswa lebih mengembangkan skill atau bakatnya dalam suatu bidang, minsalnya mereka yang suka ber-kriya akan mampu mengasah kemampuan mereka secara lebih mendalam karena bisa memfokuskan diri pada mata pelajaran vokasi dan kewirausahaan sehingga skill mereka semakin terasah dan diarahkan oleh bapak dan ibu guru pembimbing.

Kurikulum ini sangat membuka kesempatan bagi siswa-siswi untuk mengembangkan diri berdasarkan pada minat dan bakat serta cita-citanya. Dengan tidak adanya penjurusan dan kebebasan memilih kombinasi pelajaran yang akan di pelajari, dapat memudahkan siswa dalam menentukan rencana aksi dan pendalaman skill. Kebijakan ini merupakan jawaban dari penantian panjang siswa seluruh Indonesia. 

Penulis: Irman Muliadi, Anggota Jurnalistik SMAPTA

Comments