Meriahkan bulan Ramadan 1443 Hijriyah, DWP Kemendikbudristek Gelar Acara Gema Kalam Illahi



Memeriahkan bulan Ramadhan 1443 hijriyah, Dharma Wanita Pusat (DWP) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggelar acara Gema Kalam Illahi yang berisi kegiatan pengajian (tadarus) dan ceramah (tausiyah) di Kantor Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik), Gedung C Lantai 13, Senayan, Jakarta. Acara yang merupakan program tahunan DWP bidang sosial budaya ini berlangsung secara hibrida dan diisi dengan ceramah oleh Ustadzah Lutfiah Haryono yang mengetengahkan tema “Emansipasi Wanita dalam Islam”.

“Perempuan mempunyai peran yang sangat banyak dan bisa berperan lebih dari sekadar ibu rumah tangga. Ratu Bilqis contohnya yang di zaman dahulu mahir berpolitik dan berbisnis. Sejak datangnya ajaran Islam, Rasulullah SAW memberi kesempatan kaum perempuan untuk berkontribusi bagi kehidupan dan kemanusiaan,” jelas Sekretaris Jenderal (Sesjen) Kemendikbudristek, Suharti, dalam sambutannya yang disampaikan secara luring, Senin (18/4).

Pada kesempatan ini, Sesjen mengapresiasi pengurus DWP yang telah berkolaborasi dengan berbagai unit utama dan satuan kerja dalam menyelenggarakan acara. “Saya berbahagia dan berterima kasih karena dengan kolaborasi para pengurus di masing-masing unit utama dan unit pelaksana teknis (UPT), pembagian tugas membaca juz Al Qur`an juga bisa berjalan dengan baik,” ucapnya.

“Saya harap kegiatan ini bisa menambah kesejahteraan bagi pesertanya yang tidak melulu berkaitan dengan finansial namun lebih dari itu yakni kebahagiaan lahir dan batin. Sebab, dibutuhkan cinta dan kedamaian dalam menjalani kehidupan. Alangkah baiknya jika acara ini menambah semangat kita dalam beribadah dan saling berbagi dengan sesama,” tutur Sesjen Suharti.

Para peserta tadarus terbagi dalam beberapa kelompok yaitu 1) Sekretaris Jenderal: Juz 1-3; 2) Inspektorat Jenderal: Juz 4; 3) Direktorat Jenderal Paudikdasmen: Juz 5-7; 4) Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan: Juz 8-10; 5) Ditjen Pendidikan Tinggi: Juz 11-13; 6) Direktorat Jenderal Kebudayaan: Juz 14; 7) Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP): Juz 15; 8) Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa: Juz 16-18; serta 9) Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi: Juz 19-21.

Mewakili DPW Bidang Sosial Budaya, Sri Puji Saraswati Nizam dalam laporannya menyampaikan apresiasi atas acara pengajian yang menurutnya juga sebagai ajang bersilaturahmi antarpengurus DPW beserta satuan kerja terkait. “Harapannya, acara ini menambah keistiqomahan kita semua dalam menjaga lisan, sikap, dan hati terutama di bulan suci Ramadhan,” ucap dia pada puncak tadarus 30 juz hari ini.

Ketua DWP Kemendikbudristek, Teti Herawati Aminudin Aziz mengatakan, tadarus Al-Qur'an dapat memberi ketenangan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Senada dengan sebelumnya, melalui Gema Kalam Illahi ini, ia juga berharap dapat menjadi perekat silaturahmi antarpengurus DWP sehingga peran kaum perempuan dalam pembangunan baik sebagai wanita, ibu, maupun anggota masyarakat dapat tumbuh dan terus berkembang.

“Dengan kerja keras kita, maka kita dapat menjadi Kartini yang bermanfaat bagi nusa dan bangsa. Kartini di zaman dulu, membuka peluang kepada perempuan untuk maju dan berdaya. Saat itu, Kartini terus berjuang dan peduli pada perempuan. Saat ini, sebagai kartini masa kini masih banyak yang harus kita perjuangkan bersama dan menuntut kerja keras kita,” kata Teti.

Ustadzah Lutfiah Haryono meyakini bahwa perempuan sebagai kartini masa kini dan masa depan harus bisa menjadi insan yang bertakwa dan cerdas. “Satu bangsa kalau perempuannya bodoh, maka (bangsa itu akan) hancur. Kalau cerdas, dia akan melahirkan anak-anak yang cerdas dan menjadi penerus dan pemimpin masa depan. Perempuan dalam Islam diberi keluasan dalam menuntut ilmu. Gen ibu menurun ke anaknya sebesar 80 persen. Ibu yang cerdas, otomatis anaknya cerdas,” ucap dia.

Namun, Ustadzah Lutfiah mengingatkan bahwa sebagai seorang ibu, wanita harus tahu kodratnya yaitu mendapat ridho dari suaminya. Meskipun istri berpendidikan lebih tinggi, harus tetap menghormati suaminya. Istri yang mendapat ridho dari suami katanya, maka Allah SWT memperbolehkan istri tersebut masuk surga dari pintu manapun yang ia kehendaki.




Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 199/sipers/A6/IV/2022

Comments

Post a Comment

Cara bicara menunjukkan kepribadian, berkomentarlah dengan baik dan sopan…