Dampak Isu Global Terhadap Kebijakan Pendidikan

A. Pendahuluan

Pendidikan adalah unsur kunci dalam pembangunan suatu negara. Namun, kebijakan pendidikan tidak dapat diisolasi dari dinamika isu-isu global yang terus berkembang. Makalah ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana isu-isu global mempedngaruhi kebijakan Pendidikan di berbagai negera, (Zein & Septiani, 2023).

Pendidikan merupakan tonggak utama dalam pembangunan suatu negara, (Sanga & Wangdra, 2023). Dalam era globalisasi ini, isu-isu yang bersifat global tidak hanya memengaruhi aspek ekonomi dan sosial, namun juga berdampak signifikan pada kebijakan pendidikan di seluruh dunia. Isu-isu tersebut memaksa pemerintah dan lembaga pendidikan untuk mengubah strategi mereka dalam menyusun kebijakan guna menjawab tantangan zaman. Dengan demikian, makalah ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan menganalisis dampak isu-isu global terhadap kebijakan pendidikan, serta menyoroti langkah-langkah yang diambil oleh berbagai negara untuk menghadapi perubahan dinamika ini, (Noer, 2023).

Isu-isu global seperti perubahan iklim, revolusi teknologi, migrasi massal, dan kesenjangan sosial ekonomi, semuanya memiliki konsekuensi mendalam dalam ranah pendidikan. Sebagai contoh, perubahan iklim menghadirkan tantangan baru terkait keberlanjutan dan ketahanan lingkungan, yang memerlukan integrasi pemahaman tentang isu ini dalam kurikulum pendidikan, (Purwantoro, 2023). Di sisi lain, revolusi teknologi mengubah cara kita belajar, mengajar, dan berinteraksi di dalam kelas, memerlukan penyesuaian kebijakan agar pendidikan tetap relevan dan mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi dunia yang semakin terkoneksi (Priatmoko, 2018).

Dalam konteks migrasi massal, kebijakan pendidikan harus mampu mengakomodasi keberagaman budaya dan bahasa di dalam kelas, serta memastikan bahwa setiap siswa, tanpa memandang latar belakangnya, mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Selain itu, kesenjangan sosial ekonomi menuntut kebijakan yang adil dan inklusif guna memastikan bahwa setiap warga negara memiliki akses yang setara terhadap peluang Pendidikan, (Nisak, 2018).

Makalah ini akan menguraikan lebih lanjut bagaimana masing-masing isu global ini mempengaruhi kebijakan pendidikan di berbagai belahan dunia, serta upaya konkret yang telah diambil oleh negara-negara untuk mengatasi tantangan ini. Dengan merinci dampak dan respons terhadap isu-isu global dalam ranah pendidikan, kita dapat mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang evolusi kebijakan pendidikan di era globalisasi ini.

B. Isu-isu Global yang Mempengaruhi Pendidikan

1. Perubahan iklim dan kebijakan Pendidikan berkelanjutan

Perubahan iklim global menjadi salah satu tantangan terbesar dunia saat ini. Dampaknya terhadap pendidikan melibatkan kerentanan infrastruktur sekolah, perubahan dalam kurikulum untuk meningkatkan pemahaman tentang perubahan iklim, dan penekanan pada pendidikan berkelanjutan sebagai bagian integral dari pembelajaran (Rahmayanti & Feryl Ilyasa, 2022).

Perubahan iklim dan kebijakan pendidikan berkelanjutan adalah dua isu penting yang secara bersamaan mempengaruhi masa depan bumi dan masyarakat, (Pinontoan et al., 2022). Berikut adalah beberapa cara di mana perubahan iklim dapat memengaruhi kebijakan pendidikan berkelanjutan:

a. Pendidikan tentang perubahan iklim

Kurikulum terintegrasi Sekolah dan perguruan tinggi dapat mengintegrasikan isu-isu perubahan iklim ke dalam kurikulum mereka, memastikan bahwa siswa memahami dampak perubahan iklim dan memahami cara untuk mengurangi jejak karbon.

b. Penyususnan kurikulum

Fokus pada keberlanjutan: Kurikulum dapat disesuaikan untuk lebih menekankan pada konsep keberlanjutan dan solusi yang dapat membantu mengatasi perubahan iklim.

c. Pelatihan guru

Pendidikan guru tentang perubahan iklim: Guru perlu diberikan pelatihan untuk mengajar tentang perubahan iklim agar mereka dapat memberikan pemahaman yang baik kepada siswa

d. Infrastruktur dan keberlanjutan sekolah

Bagunan hijau: Sekolah dapat dibangun atau diubah agar lebih berkelanjutan, menggunakan energi terbarukan dan teknologi ramah lingkungan

e. Akses Pendidikan

Dampak bencana alam: Perubahan iklim dapat menyebabkan bencana alam yang dapat merusak infrastruktur pendidikan. Oleh karena itu, perlu ada perencanaan dan kebijakan untuk memastikan akses pendidikan yang berkelanjutan setelah bencana

f. Pendanaan berkelanjuta

Dana untuk Pendidikan berkelanjutan: Pemerintah dan organisasi internasional dapat mengalokasikan dana khusus untuk proyek-proyek pendidikan yang berfokus pada solusi berkelanjutan

g. Penelitian dan inovasi

Pendanaan penelitian keberlanjutan: Kebijakan dapat memberikan dukungan dan insentif bagi penelitian dan inovasi di bidang pendidikan berkelanjutan

h. Kemitraan dan kolaborasi

Kolaborasi antar sektor: Pemerintah, lembaga pendidikan, bisnis, dan masyarakat sipil dapat bekerja sama dalam kemitraan untuk mengembangkan dan menerapkan kebijakan pendidikan berkelanjutan.

i. Penekanan pada keterampilan masa depan.

Pengembangan keterampilan berkelanjutan: Kurikulum dapat dirancang untuk memastikan bahwa siswa memperoleh keterampilan yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan masa depan, termasuk perubahan iklim.

2. Revolusi Teknologi dan Pendidikan Digital

`Revolusi teknologi telah mengubah cara kita hidup dan bekerja. Dalam konteks pendidikan, ini menimbulkan tantangan sekaligus peluang. Kebijakan pendidikan harus terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi untuk memastikan siswa siap menghadapi tuntutan dunia kerja yang terus berubah.

Revolusi teknologi telah membawa dampak yang signifikan pada berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam bidang pendidikan. Pendidikan digital merujuk pada integrasi teknologi digital dalam proses pembelajaran dan pengajaran. Berikut adalah beberapa aspek revolusi teknologi dan pendidikan digital:

a. Aksebelitas dan Inklusivitas
  • Peningkatan Akses. Teknologi memungkinkan akses ke sumber daya pendidikan dari berbagai lokasi, mengatasi batasan geografis.
  • Inklusivitas. Teknologi mendukung pendidikan inklusif dengan menyediakan alat bantu untuk siswa dengan kebutuhan khusus.
b. Metode pembelajaran yang beragam
  • Pembelajaran online. Platform daring dan kursus online memungkinkan pembelajaran jarak jauh.
  • Pembelajaran interaktif. Aplikasi dan perangkat lunak interaktif meningkatkan keterlibatan siswa
c. Personalisasi pembelajaran
  • Adaptasi kurikulum
d. Kolaborasi global
  • Proyek kolaborasi: Siswa dapat bekerja sama secara online dengan sesama siswa di seluruh dunia.
  • Pertukaran Budaya: Teknologi mendukung pertukaran informasi dan budaya antar siswa dari berbagai latar belakang
e. Inovasi teknologi
  • Argumented reality (AR dan Virtual Reality (VR). Menawarkan pengalaman pembelajaran yang mendalam dan memikat
  • Kecerdasan Buatan (AI)Digunakan untuk analisis data, personalisasi pembelajaran, dan tutor virtual
f. Pelatihan guru
  • Peningkatan keterampilan guru perlu diberikan pelatihan untuk mengintegrasikan teknologi dalam metode pengajaran mereka.
  • Kolaborasi guru melalui platform digital dapat memfasilitasi pertukaran ide dan metode pengajaran antar guru.
g. Tantangan dan kendala
  • Keamanan data. Beberapa daerah mungkin tidak memiliki akses internet yang memadai
  • Aksebilitas infrastruktur merupakan bentuk perlindungan data siswa dan privasi menjadi perhatian utama
h. Evaluasi dan pengukuran
  • Assessment Online. Ujian dan penilaian online menjadi umum, dengan tantangan terkait keamanan ujian online
Revolusi teknologi dan pendidikan digital membuka pintu untuk meningkatkan efisiensi, aksesibilitas, dan kualitas pendidikan. Namun, perlu diatasi tantangan dan memastikan bahwa manfaatnya dapat dinikmati secara merata oleh semua lapisan Masyarakat.

3. Migrasi dan Multikulturalisme di Ruang Kelas

Migrasi massal dan globalisasi telah membawa variasi budaya ke dalam ruang kelas. Kebijakan pendidikan perlu memperhatikan kebutuhan siswa dari berbagai latar belakang budaya dan etnis, mempromosikan inklusivitas, dan mempersiapkan siswa untuk bekerja dalam lingkungan multicultural.

Migrasi dan multikulturalisme di ruang kelas mencerminkan realitas diversitas budaya dan latar belakang siswa yang semakin beragam. Hal ini dapat memberikan tantangan, tetapi juga peluang untuk meningkatkan pemahaman antarbudaya, toleransi, dan keterampilan sosial. Berikut beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan dalam mengelola migrasi dan multikulturalisme di ruang kelas:

a. Pemahaman tentang budaya siswa
  • Guru perlu memahami latar belakang budaya siswa mereka. Ini mencakup nilai-nilai, norma-norma, dan tradisi keluarga mereka.
  • Pemahaman ini dapat membantu guru membuat lingkungan yang inklusif dan mendukung bagi semua siswa
b. Bahasa
  • Memahami perbedaan bahasa di antara siswa adalah kunci. Guru harus mencoba menciptakan ruang di mana siswa merasa nyaman menggunakan bahasa mereka.
  • Mendukung pembelajaran bahasa kedua atau ketiga dapat membantu siswa migran menyesuaikan diri dan berpartisipasi aktif.
c. Materi pembelajaran yang beragam
  • Mengintegrasikan materi pembelajaran yang mencerminkan berbagai budaya dapat meningkatkan keterlibatan dan minat siswa
  • Guru dapat memilih bahan bacaan, studi kasus, dan sumber daya lain yang mencakup pengalaman hidup siswa dari berbagai latar belakang
d. Aktivitas kolaboratif
  • Mendorong proyek kolaboratif dapat mempromosikan interaksi positif antar siswa dengan latar belakang budaya yang berbeda
  • Aktivitas ini juga membantu membangun pemahaman dan menghargai keragaman
e. Kesadaran tentang stereotip dan perasangka
  • Guru harus aktif dalam mengatasi stereotip dan prasangka yang mungkin muncul di antara siswa
  • Mendorong diskusi terbuka dan memberikan informasi yang benar tentang berbagai budaya dapat membantu mengatasi ketidaktahuan dan prasangka
f. Pelatihan untuk guru
  • Guru dapat memanfaatkan pelatihan yang mencakup kecerdasan antarbudaya dan strategi mengelola kelas multikultural
  • Pengetahuan dan keterampilan ini dapat membantu guru merespons dengan bijaksana terhadap dinamika kelas yang kompleks
g. Partisipasi orang tua

Melibatkan orang tua siswa dalam lingkungan kelas dapat mendukung pemahaman dan kerjasama antara keluarga dengan latar belakang budaya yang berbeda

h. Resolusi konflik

Guru perlu memahami bahwa konflik mungkin timbul akibat perbedaan budaya. Menyediakan ruang untuk berbicara dan menyelesaikan konflik dengan cara yang positif penting untuk memelihara keharmonisan kelas

Dengan mengimplementasikan pendekatan ini, ruang kelas dapat menjadi lingkungan yang mendukung bagi semua siswa, tanpa memandang latar belakang budaya atau migrasi mereka. Menciptakan atmosfer inklusif dan menghargai keragaman akan memberikan kontribusi positif terhadap pengalaman belajar siswa.

4. Kesenjangan Sosial dan Ekonomi dalam Pendidikan

Isu kesenjangan sosial dan ekonomi memiliki dampak signifikan pada akses dan kualitas pendidikan. Kebijakan pendidikan harus mendorong inklusivitas, memberikan dukungan kepada kelompok rentan, dan menciptakan peluang pendidikan yang adil.

Kesenjangan sosial dan ekonomi dalam pendidikan merujuk pada disparitas atau ketidaksetaraan yang muncul dalam akses dan hasil pendidikan antara kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda secara sosial dan ekonomi. Fenomena ini dapat terlihat di berbagai tingkat pendidikan, mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Berikut adalah beberapa faktor yang dapat menyebabkan kesenjangan sosial dan ekonomi dalam pendidikan:

a. Aksebilitas finansial
  • Biaya Pendidikan: Sekolah atau program pendidikan yang memerlukan biaya tinggi dapat menjadi hambatan bagi individu atau keluarga dengan tingkat ekonomi yang rendah
  • Biaya tambahan: Buku, seragam, transportasi, dan biaya-biaya lainnya dapat menjadi beban ekstra bagi keluarga dengan pendapatan terbatas
b. Infrastruktur Pendidikan
  • Fasilitas fisik: Kualitas gedung sekolah, fasilitas belajar, dan peralatan pendidikan dapat bervariasi antar daerah, menciptakan kesenjangan dalam kondisi belajar
  • Akses internet: Kesulitan akses internet di beberapa daerah dapat membatasi akses siswa terhadap sumber daya pendidikan online.
c. Kualitas pengajaran
  • Tenaga pendidik: Kurangnya guru berkualitas atau kurangnya dukungan pengajaran dapat mempengaruhi kualitas pendidikan yang diterima oleh siswa
  • Kurikulum: Perbedaan dalam penyajian materi atau kurikulum dapat memengaruhi persiapan siswa untuk tahap pendidikan berikutnya
d. Kesenjangan peluang
  • Peluang Ekstrakulikuler: Beberapa siswa mungkin tidak memiliki akses atau kesempatan untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler atau proyek penelitian yang dapat meningkatkan pengalaman belajar mereka
  • Pendidikan karir: Kesenjangan dalam akses informasi dan bimbingan karir dapat membatasi pilihan pekerjaan atau perguruan tinggi bagi siswa dari latar belakang ekonomi rendah
e. Dukungan keluarga
  • Pendidikan Pra-sekolah: Akses terhadap program pendidikan pra-sekolah dapat bervariasi, dan anak-anak yang tidak mengikuti program ini mungkin memiliki kesulitan memulai pendidikan formal
  • Dukungan orang tua: Kesenjangan dapat terjadi ketika orang tua tidak memiliki sumber daya atau pengetahuan untuk memberikan dukungan yang cukup dalam pendidikan anak-anak mereka
f. Kesenjangan teknologi

Akses teknologi: Kesenjangan dalam akses ke perangkat dan internet dapat mempengaruhi kemampuan siswa untuk mengikuti pembelajaran online atau menggunakan teknologi dalam pendidikan.

Penanggulangan kesenjangan sosial dan ekonomi dalam pendidikan memerlukan upaya yang terintegrasi dari pemerintah, lembaga pendidikan, masyarakat, dan sektor swasta. Langkah-langkah seperti memberikan bantuan keuangan, meningkatkan kualitas pengajaran, menyediakan akses teknologi, dan memperluas program pendidikan pra-sekolah dapat membantu mengurangi kesenjangan tersebut (Kusumawati et al., 2023).

C. Respon Kebijakan Terhadap Isu-isu Global

1. Integrasi Pendidikan Berkelanjutan dalam Kurikulum

Negara-negara mulai mengintegrasikan pemahaman tentang perubahan iklim dan keberlanjutan ke dalam kurikulum mereka. Ini melibatkan peningkatan kesadaran siswa terhadap isu-isu global dan memberikan landasan bagi aksi positif dalam menghadapi tantangan masa depan (Vioreza et al., 2023).

Integrasi pendidikan berkelanjutan dalam kurikulum mengacu pada upaya menyatukan konsep dan praktik pendidikan berkelanjutan ke dalam rencana pembelajaran dan pengajaran di semua tingkat pendidikan. Pendidikan berkelanjutan bertujuan untuk mengembangkan pemahaman dan keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi tantangan sosial, ekonomi, dan lingkungan, serta mempromosikan perilaku yang berkelanjutan, (Tristananda, 2018).

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengintegrasikan pendidikan berkelanjutan dalam kurikulum:

a. Menetapkan tujuan pembelajaran berkelanjutan
Identifikasi kompetensi dan tujuan pembelajaran yang terkait dengan aspek-aspek berkelanjutan, seperti kesadaran lingkungan, tanggung jawab sosial, dan ekonomi berkelanjutan

b. Mengidentifikasi keterkaitan dengan mata Pelajaran lain
Tentukan cara di mana konsep-konsep berkelanjutan dapat diintegrasikan ke dalam mata pelajaran yang sudah ada. Ini dapat mencakup keterkaitan dengan ilmu pengetahuan, matematika, bahasa, dan mata pelajaran lainnya.

c. Pengembangan bahan ajar berkelanjutan
Buat atau pilih materi pembelajaran yang mendukung pemahaman konsep berkelanjutan, termasuk studi kasus, simulasi, dan proyek berbasis masalah

d. Pengajaran interdisiplinier
Fasilitasi pengajaran interdisipliner yang melibatkan guru dari berbagai mata pelajaran untuk bekerja sama dalam menyajikan konsep berkelanjutanMengintegrasikan pengalaman lapangan

Sertakan pengalaman lapangan, kunjungan industri, atau proyek lapangan yang relevan dengan konteks berkelanjutan

e. Penggunaan teknologi Pendidikan
Manfaatkan teknologi pendidikan untuk menyajikan informasi dan simulasi yang mendukung pemahaman konsep berkelanjutan

f. Penilaian berkelanjutan
Rancang metode penilaian yang mencakup aspek-aspek berkelanjutan, seperti proyek berbasis masalah, portofolio, atau penugasan terkait berkelanjutan

g. Melibatkan komunitas dan mitra eksternal
Libatkan komunitas lokal dan mitra eksternal untuk mendukung pengajaran dan pembelajaran berkelanjutan, serta memberikan siswa pengalaman nyata

h. Pelatihan guru
Sediakan pelatihan bagi guru untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang pendidikan berkelanjutan dan memberikan dukungan dalam mengintegrasikannya ke dalam kurikulum

i. Evaluasi dan pembaruan terus menerus
Lakukan evaluasi terus-menerus terhadap efektivitas integrasi pendidikan berkelanjutan dalam kurikulum dan lakukan pembaruan jika diperlukan

Integrasi pendidikan berkelanjutan dalam kurikulum memerlukan kolaborasi dan komitmen dari seluruh komunitas pendidikan untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang mempromosikan pemahaman dan tindakan berkelanjutan.

2. Investasi Dalam Teknologi Pendidikan

Beberapa negara telah meluncurkan inisiatif besar untuk mengintegrasikan teknologi dalam pendidikan, seperti pembelajaran daring dan platform pembelajaran interaktif. Investasi ini bertujuan untuk memastikan bahwa siswa memiliki keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi dunia yang semakin terdigitalisasi (Mustari, 2022).

Investasi dalam teknologi pendidikan merupakan langkah yang penting untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan memberikan akses pendidikan yang lebih baik (Hidayatullah et al., 2023). Berikut adalah beberapa area investasi dalam teknologi pendidikan yang dapat dijelajahi:

a. Infrastruktur teknologi
Jaringan dan akses internet; Pastikan institusi pendidikan memiliki infrastruktur jaringan yang handal dan akses internet yang cepat untuk mendukung penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran.

Komputer dan perangkat mobile: Investasikan dalam perangkat keras seperti komputer, tablet, dan perangkat mobile untuk memastikan bahwa siswa dan pendidik memiliki akses ke teknologi yang diperlukan

b. Platform pembelajaran digital
Learning management system: Pilih atau bangun platform pembelajaran digital yang sesuai untuk kebutuhan institusi. LMS dapat membantu dalam manajemen materi pembelajaran, tugas, dan komunikasi antara guru dan siswa

Sistem manajemen ujian: Implementasikan sistem manajemen ujian online untuk mengelola dan mengawasi ujian secara efisien

c. Aplikasi Pendidikan
Aplikasi pembelajaran interaktif: Investasikan dalam aplikasi pembelajaran yang interaktif dan mendukung gaya belajar berbeda untuk meningkatkan keterlibatan siswa

Aplikasi untuk efaluasi dan umpan balik: Aplikasi yang memungkinkan guru memberikan umpan balik secara real-time dapat membantu siswa untuk terus meningkatkan kinerja mereka

d. Sumber belajar digital
E-book dan materi pembelajaran digital: Dukung penggunaan buku digital dan materi pembelajaran online untuk mengurangi beban siswa dan memfasilitasi akses cepat ke informasi

e. Pendidikan berbasis game
Simulasi dan permainan Pendidikan: Investasikan dalam permainan dan simulasi pendidikan untuk membuat pembelajaran lebih menarik dan praktis

f. Pelatihan guru dalam penggunaan teknologi
Pelatihan dan pengembangan guru: Pastikan guru dan staf pendidikan mendapatkan pelatihan yang memadai dalam penggunaan teknologi untuk mengoptimalkan potensinya dalam proses pembelajaran

g. Analitika Pendidikan
Analisis data pembelajaran: Manfaatkan analitika pendidikan untuk memahami perkembangan siswa, menilai efektivitas pengajaran, dan mengidentifikasi area untuk perbaikan

h. Keamanan informasi
Keamanan data dan investasi: Pastikan keamanan data siswa dan informasi pribadi dengan mengimplementasikan langkah-langkah keamanan yang kuat

Investasi dalam teknologi pendidikan tidak hanya melibatkan perangkat keras dan perangkat lunak, tetapi juga dukungan terhadap pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia di bidang Pendidikan, (Nurdyansyah, 2017). Keseimbangan antara teknologi dan aspek manusia sangat penting untuk mencapai hasil optimal dalam pendidikan.

3. Pendidikan Inklusif dalam Multikultural

Kebijakan pendidikan harus didesain untuk menciptakan lingkungan yang mendukung keberagaman. Ini mencakup pelatihan guru untuk mengatasi kebutuhan siswa dari latar belakang budaya yang beragam dan memastikan bahwa kurikulum mencerminkan keragaman tersebut (Magdalena et al., 2023).

Pendidikan inklusif dalam konteks multikultural mengacu pada pendekatan pendidikan yang memastikan partisipasi dan perkembangan semua siswa, termasuk mereka yang berasal dari berbagai latar belakang budaya, etnis, agama, dan kemampuan. Pendidikan inklusif bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung keberagaman dan menghormati hak setiap individu untuk mendapatkan pendidikan tanpa diskriminasi (Darma & Rusyidi, 2015).

Berikut beberapa prinsip pendidikan inklusif dalam konteks multikultural:

a. Penerimaan keberagaman
Pendidikan inklusif di lingkungan multikultural harus menerima dan merayakan keberagaman. Ini mencakup pengakuan dan penghargaan terhadap berbagai identitas budaya, bahasa, dan agama siswa

b. Fleksibilitas Kurikulum
Kurikulum harus dirancang agar dapat menyesuaikan dengan kebutuhan dan latar belakang siswa dari berbagai budaya. Ini mencakup memasukkan konten yang mencerminkan keberagaman, serta menyediakan sumber daya tambahan untuk mendukung siswa dengan kebutuhan khusus.

c. Pelatihan guru yang inklusif
Guru perlu dilatih untuk bekerja dengan siswa dari latar belakang multikultural dan memiliki keterampilan untuk mengelola keberagaman di kelas. Ini termasuk pemahaman tentang kebutuhan beragam siswa dan kemampuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung.

d. Partisipasi orang tua
Melibatkan orang tua dalam pendidikan anak-anak mereka merupakan aspek penting dari pendidikan inklusif. Komunikasi terbuka dengan orang tua dari berbagai latar belakang membantu membangun jembatan antara rumah dan sekolah.

e. Ruang belajar yang aman dan inklusif
Penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan mendukung di mana setiap siswa merasa diterima. Ini mencakup tindakan untuk mencegah dan menanggulangi perilaku diskriminatif atau pelecehan

f. Penggunaan teknologi
Pemanfaatan teknologi dapat menjadi alat yang efektif dalam mendukung pendidikan inklusif di lingkungan multikultural. Teknologi dapat digunakan untuk menyediakan sumber daya tambahan, akses ke informasi, dan alat bantu untuk siswa dengan kebutuhan khusus

g. Evaluasi yang adil
Sistem evaluasi harus adil dan mempertimbangkan berbagai cara belajar dan ekspresi siswa. Menilai kemajuan siswa dengan cara yang inklusif membantu memastikan bahwa setiap siswa memiliki kesempatan yang setara

Pendidikan inklusif dalam konteks multikultural tidak hanya tentang memberikan akses fisik ke pendidikan, tetapi juga tentang menciptakan lingkungan yang menghormati, menerima, dan mempromosikan keberagaman sebagai aset positif, (Argadinata et al., 2023). Dengan demikian, pendidikan inklusif yang berhasil membutuhkan kolaborasi dan komitmen dari semua stakeholder, termasuk guru, orang tua, administrator sekolah, dan masyarakat luas.

4. Langkah-langkah untuk mengurangi kesenjangan sosial ekonomi

Negara-negara harus fokus pada upaya untuk mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi melalui kebijakan pendidikan yang adil. Ini dapat mencakup bantuan finansial untuk keluarga berpendapatan rendah, program akses universitas, dan dukungan khusus untuk siswa yang membutuhkan, (Elisa, 2013).

Mengurangi kesenjangan sosial ekonomi adalah tantangan kompleks yang memerlukan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan, (Sembiring & Alfarizi, 2023). Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi kesenjangan sosial ekonomi:

a. Pendidikan yang berkualitas
Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan bagi semua lapisan masyarakat dan memberikan bantuan keuangan kepada keluarga dengan pendapatan rendah untuk memastikan anak-anak mereka tetap di sekolah.

b. Pelatihan keterampilan
Menyediakan pelatihan keterampilan untuk memberdayakan individu dengan keterampilan yang dibutuhkan di pasar kerja.

c. Akses ke pekerjaan dan peluang ekonomi
Membuat peluang kerja yang adil dan setara untuk semua kelompok masyarakat dan mendorong pembentukan usaha kecil dan menengah untuk menciptakan lapangan pekerjaan.

d. Perlindungan sosial
Menyediakan jaringan perlindungan sosial yang kuat untuk melindungi masyarakat yang rentan. Selain itu program bantuan tunai atau subsidi makanan dapat membantu kelompok masyarakat yang berisiko miskin.

e. Kebijakan pajak yang adil
Menetapkan sistem pajak yang adil dan progresif untuk memastikan kontribusi yang setara dari semua lapisan masyarakat.

f. Penguatan infrastruktur
Meningkatkan akses ke infrastruktur dasar seperti listrik, air bersih, sanitasi, dan transportasi.

g. Pemberdayaan Perempuan
Mendorong partisipasi perempuan dalam ekonomi dan memberikan akses yang setara ke peluang pendidikan dan pekerjaan.

h. Pengembangan daerah terpinggir
Mendorong pengembangan ekonomi di daerah terpencil atau terpinggirkan untuk mengurangi kesenjangan antar daerah.

i. Partisipasi Masyarakat
Melibatkan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan yang mempengaruhi kebijakan sosial dan ekonomi

j. Transparansi dan akuntabilitas
Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan sumber daya ekonomi untuk memastikan penggunaan yang adil dan efisien

k. Promosi keadilan sosial
Mendorong kesetaraan hak dan peluang bagi semua warga negara tanpa memandang latar belakang ekonomi, sosial, atau budaya

l. Kerjasama internasinal
Berpartisipasi dalam kerjasama internasional untuk mendukung pengurangan kesenjangan sosial ekonomi secara global.

Setiap negara atau masyarakat memiliki konteks uniknya sendiri, sehingga langkah-langkah ini dapat diadaptasi dan disesuaikan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi setempat. Penting untuk melibatkan semua pemangku kepentingan dalam perencanaan dan pelaksanaan kebijakan untuk mencapai hasil yang berkelanjutan.

D. Simpulan

Isu-isu global tidak hanya mempengaruhi negara secara keseluruhan tetapi juga memberikan dampak langsung terhadap kebijakan pendidikan. Negara-negara di seluruh dunia harus terus mengadaptasi kebijakan pendidikan mereka untuk mengatasi tantangan ini agar siswa dapat membangun masa depan yang berkelanjutan dan berhasil di dunia yang terus berubah.

Isu global dapat memiliki dampak signifikan terhadap kebijakan pendidikan di berbagai negara. Berikut adalah simpulan mengenai dampak isu global terhadap kebijakan pendidikan:

1. Standar Pendidikan Internasional: Isu global dapat mendorong negara-negara untuk mengadopsi standar pendidikan internasional guna menjaga daya saing global. Hal ini dapat mencakup peningkatan kurikulum, metode pengajaran, dan evaluasi hasil belajar

2. Akses Pendidikan Global: Isu seperti ketidaksetaraan dalam akses pendidikan dapat mendorong negara-negara untuk mengembangkan kebijakan inklusif yang memastikan bahwa semua warga dapat mengakses pendidikan tanpa diskriminasi.

3. Pengintegrasian teknologi: Isu-isu teknologi, seperti revolusi industri 4.0, dapat mendorong negara-negara untuk mengintegrasikan teknologi dalam sistem pendidikan mereka, mempersiapkan siswa untuk tantangan dan peluang di era digital

4. Krisis Kesehatan Global: Pandemi atau isu kesehatan global dapat memaksa negara-negara untuk mengubah kebijakan pendidikan mereka, seperti beralih ke pembelajaran online atau mengembangkan strategi pendidikan jarak jauh.

5. Keberlanjutan dan Lingkungan: Isu-isu lingkungan dapat memengaruhi kurikulum pendidikan dengan menekankan pentingnya pendidikan keberlanjutan dan kesadaran lingkungan

6. Migrasi dan multicultural: Isu-isu migrasi dan multikulturalisme dapat mendorong pengembangan kebijakan pendidikan yang mendukung integrasi siswa dari berbagai latar belakang budaya dan bahasa.

7. Pengembangan keterampilan global: Dalam menghadapi tantangan global, kebijakan pendidikan dapat menekankan pengembangan keterampilan yang relevan secara global, seperti keterampilan berpikir kritis, kolaborasi, dan keterampilan digital.

8. Krisis ekonomi global: Krisis ekonomi global dapat mempengaruhi pendanaan pendidikan. Negara-negara mungkin harus mengatasi keterbatasan anggaran dengan mencari solusi kreatif atau mengalokasikan sumber daya secara efisien.

Simpulan ini mencerminkan bagaimana isu-isu global memiliki dampak langsung pada arah dan fokus kebijakan pendidikan di berbagai belahan dunia. Pendekatan adaptif dan kolaboratif menjadi kunci dalam mengatasi tantangan ini secara efektif.

Daftar Rujukan

Argadinata, H., Majid, M., & Benty, D. (2023). Partisipasi Orang Tua dalam Program Anti-Bullying: Perspektif Multikultural Berbasis Human Relation. Proceedings Series of Educational Studies.

Darma, I. P., & Rusyidi, B. (2015). Pelaksanaan sekolah inklusi di Indonesia. Prosiding Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(2).

Elisa, S. (2013). Sikap guru terhadap pendidikan inklusi ditinjau dari faktor pembentuk sikap. UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Hidayatullah, M. T., Asbari, M., Ibrahim, M. I., & Faidz, A. H. H. (2023). Urgensi Aplikasi Teknologi dalam Pendidikan di Indonesia. Journal of Information Systems and Management (JISMA), 2(6), 70–73.

Kusumawati, I., Lestari, N. C., Sihombing, C., Purnawanti, F., Soemarsono, D. W. P., Kamadi, L., Latuheru, R. V., & Hanafi, S. (2023). Pengantar Pendidikan. CV Rey Media Grafika.

Magdalena, I., Nura, S. A., Cahyani, T. N., & Prikustini, V. P. (2023). Evaluasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Karakter Bangsa Di Sekolah Dasar Negeri Rawarengas 2. JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL (JUPENDIS), 1(3), 232–258.

Mustari, M. (2022). Manajemen pendidikan di era merdeka belajar. Prodi S2 Studi Agama-Agama UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Nisak, Z. H. (2018). Analisis Kebijakan Pendidikan Inklusif di Indonesia. PRIMARY EDUCATION JOURNAL (PEJ), 2(1), 98–107.

Noer, S. (2023). Kebijakan Pemerintah dalam Peningkatan Kualitas Mutu Guru Pendidikan Agama Islam; Analisis Sistematik Literatur Review. Tarbawi Ngabar: Jurnal of Education, 4(2), 165–195.

Nurdyansyah, N. (2017). Sumber daya dalam teknologi pendidikan. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

Pinontoan, I. O. R., Sumampouw, O. J., Pi, S., & Nelwan, J. E. (2022). Perubahan Iklim dan Pemanasan Global. Deepublish.

Priatmoko, S. (2018). Memperkuat Eksistensi pendidikan Islam di era 4.0. TA’LIM: Jurnal Studi Pendidikan Islam, 1(2), 221–239.

Purwantoro, S. A. (2023). Sistem Pertahanan Rakyat Semesta Menyongsong Indonesia Emas 2045. Indonesia Emas Group.

Rahmayanti, H., & Feryl Ilyasa, S. K. M. (2022). Pendidikan Lingkungan dan Perubahan Iklim. Selat Media.

Sanga, L. D., & Wangdra, Y. (2023). Pendidikan Adalah Faktor Penentu Daya Saing Bangsa. Prosiding Seminar Nasional Ilmu Sosial Dan Teknologi (SNISTEK), 5, 84–90.

Sembiring, E. S. K., & Alfarizi, A. W. (2023). Strategi Efektif dalam Manajemen Kemiskinan (Pendekatan Terpadu untuk Mengurangi Ketimpangan Ekonomi). WORLD MANAGEMENT, 1(02), 37–47.

Tristananda, P. W. (2018). Membumikan Education for Sustainable Development (ESD) di Indonesia dalam menghadapi isu–isu global. Purwadita: Jurnal Agama Dan Budaya, 2(2), 42–49.

Vioreza, N., Hilyati, W., & Lasminingsih, M. (2023). Education for Sustainable Development: Bagaimana Urgensi dan Peluang Penerapannya pada Kurikulum Merdeka? PUSAKA: Journal of Educational Review, 1(1), 34–48.

Zein, M. H. M., & Septiani, S. (2023). Ilmu Administrasi Negara. Sada Kurnia Pustaka.


Penulis: Muhamad Ali Muis

Comments