Kearifan "Merangkat" Bagi Masyarakat Suku Sasak

Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya dan kearifannya. Setiap daerah pasti memiliki budaya dan kearifan yang berbeda-beda yang menjadi keunikan tersendiri. Di Lombok terdapat berbagai kearifan atau tradisi yang unik dan berbeda-beda pada setiap desanya. Salah satunya di Dusun Telabah Baru Desa Pringgarata Kecamatan Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat terdapat kearifan atau tradisi yang sangat menarik.

Masyarakat Telabah Baru memiliki banyak kearifan lokal salah satunya tradisi Merangkat. Kearifan ini tidak hanya terjadi di Telabah Baru saja tetapi sebagian desa di daerah Lombok memiliki tradisi ini dengan sebutan dan cara yang berbeda-beda. Merangkat merupakan tradisi yang dilakukan pada malam dimana seorang laki-laki melarikan atau menculik si gadis sebelum melakukan ritual pernikahan yang disebut dengan Merarik. Merarik adalah budaya kawin lari dalam tradisi suku Sasak.

Setelah melarikan si gadis tersebut kemudian si gadis dibawa ke rumah laki-laki. Setibanya di rumah laki-laki akan ada satu ritual yang biasa dilakukan di Telabah Baru yaitu membasuh kaki pengantin laki-laki dan perempuan menggunakan air beras sebelum memasuki rumah.
Kemudian kedua pengantin tersebut akan memakan nasi satu piring berdua dengan lauk satu ayam panggang, satu telur rebus, dan daun kelor yang dimasak tanpa garam untuk dimakan berdua.

Menurut Ibu Munisah selaku warga yang masih memegang teguh tradisi ini mengatakan bahwa, pasangan pengantin yang baru dilarikan diminta memakan makanan tersebut agar pasangan pengantin merasakan pahitnya kehidupan dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Pada malam merangkat semua masyarakat, sahabat, dan kerabat berdatangan ke rumah pihak laki-laki untuk melakukan tradisi Merangkat.

Pada malam tersebut masyarakat biasanya membawa ayam dan/atau beras. Kemudian ayam dan beras tersebut dimasak menjadi sebuah hidangan malam merangkat. Hidangan tersebut dibagikan lagi ke masyarakat untuk dimakan bersama atau dalam bahasa Sasak disebut dengan istilah begibung dan juga untuk dibawa pulang.

Membagikan hidangan sudah menjadi keharusan dari prosesi Merangkat. Membagikan hidangan juga memiliki sebuah makna. Menurut Ibu Munisah, makna dari membagikan hidangan yaitu sebagai ucapan rasa syukur dan terimakasih kepada masyarakat yang sudah datang dan turut berpartisipasi dalam prosesi Merangkat.


Penulis: Lia Safitri
Kelas: XII IPS 2 SMAN 1 Pringgarata

Artikel ditulis untuk memenuhi tugas Sosiologi pada materi Kearifan Lokal

Comments