Karakteristik Pembelajaran Abad 21

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang sangat maju pada era digital abad 21 saat ini telah merubah pola hidup masyarakat. Perubahan tersebut terjadi pada semua aspek kehidupan masyarakat, baik dalam menjalankan aktivitas sehari-hari seperti bersosialisasi, bekerja, belajar, maupun dalam bermain. Kemajuan TIK juga merubah sendi kehidupan lainnya, termasuk di bidang pendidikan.

Dalam bidang pendidikan, pendidik, peserta didik, dan semua pihak terkait harus mampu beradaptasi dengan kemajuan tersebut guna mewujudkan pendidikan yang berkualitas. Pendidik diharuskan mampu mempersiapkan peserta didik untuk bekerja dan memanfaatkan teknologi sebagai penyelesaian masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran maupun dalam lingkungan masyarakat. Untuk itu, seorang pendidik diharapkan memahami karakteristik pembelajaran abad 21 dengan baik.

Untuk mengembangkan pembelajaran abad 21, guru harus melakukan perubahan mendasar pada pola pembelajaran tradisional yang berpusat pada guru menjadi pola pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Pola pembelajaran tradisional dalam praktiknya lebih menonjolkan peran guru dalam memberikan materi berupa ceramah, sementara peserta didik lebih banyak mendengar, mencatat, dan menghafal.


Hal terpenting yang harus dilakukan guru adalah menjadi contoh pembelajar (learning model). Guru harus memberikan peserta didik kebebasan dalam berekspresi dan mengeksplorasikan diri dalam pembelajaran. Peserta didik dan guru dalam proses pembelajaran melakukan kegiatan belajar bersama. Tugas guru selanjutnya adalah memberikan arahan dan mengelola kelas. Untuk melakukan peran tersebut maka guru harus mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi terbaru. Guru harus menjadi pembelajar sepanjang hayat (a long-life learning) agar dapat beradaptasi dengan tuntutan era industri 4.0 dan society 5.0.

Menurut Aoun dalam Modul 05 tentang Penerapan Pembelajaran Abad 21 Memanfaatkan Rumah Belajar Pusat Data dan Teknologi Informasi, Kemendikbud, 2020, bahwa syarat menjadi pembelajar sepanjang hayat yaitu guru harus memiliki tiga kemampuan literasi, yaitu literasi data, literasi teknologi, dan literasi manusia.
Literasi Data merupakan kemampuan untuk membaca, analisis, dan menggunakan informasi (big data) di dunia digital.

Literasi Teknologi dimaknai sebagai sebuah pemahaman cara kerja mesin, aplikasi teknologi (coding, artificial intelligence, machine learning, engineering principles, biotech).

Literasi Manusia adalah kemampuan dalam hal Humanities, Komunikasi dan Desain. (Soft Skills, Kepemimpinan, Kerjasama Tim).

Dengan memiliki kemampuan 3 literasi tersebut, guru dapat memahami karakteristik pembelajaran abad 21. Karakteristik pembelajaran abad 21 adalah mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pembelajaran secara efektif. Pada konteks ini, peran TIK adalah sebagai "enabler" atau sebagai alat yang efektif, efisien, dan menyenangkan dalam proses pembelajaran. Prinsipnya adalah TIK menjadi sarana dalam mencapai tujuan belajar.


Pengintegrasian TIK dalam proses pembelajaran memungkinkan guru berperan lebih fleksibel. Guru dapat menjadi fasilitator, kolaborator, mentor, pelatih, pengarah dan teman belajar. Guru juga dapat memberikan pilihan dan tanggung jawab yang besar kepada peserta didik untuk mengalami peristiwa belajar. Selain itu guru dapat berperan sebagai kreator inovasi dalam pembelajaran.

Dalam mengembangkan pembelajaran abad 21, menurut Rohim, BIma dan Julian (UNY, 2016) bahwa guru harus memperhatikan beberapa hal penting, diantaranya: 1) Tugas utama Guru adalah sebagai Perencana Pembelajaran serta fasilitator dan pengelola kelas, maka tugas guru yang penting adalah membuat RPP; 2) Memasukkan unsur Berpikir Tingkat Tinggi (Higher Order Thinking Skill); 3) Penerapan pola pendekatan dan model pembelajaran yang bervariasi seperti pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning), Pembelajaran berbasis keingintahuan (Inquiry Based Learning), dan model pembelajaran lainnya; serta 4) Melakukan Integrasi Teknologi.

Comments