MKKS SMA Loteng Bahas Persiapan Assesmen Nasional 2021, Berikut Penjelasannya.


edukasinfo.com |
Kelompok Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Kabupaten Lombok Tengah kembali gelar musyawarah dalam rangka membahas berbagai rangkaian program kerja termasuk salah satunya persiapan Assesmen Nasional (AN) 2021 sebagai pengganti Ujian Nasioanl yang telah dihapus oleh pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Sesuai surat undangan pengurus MKKS SMA Loteng Nomor 09/MKKS-SMA.LTH/2020 tertanggal 09 November 2020, musyawarah digelar di SMA Negeri 4 Praya pada, Selasa (10/11/2020).

MKKS merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap bulannya yang diikuti oleh seluruh kepala sekolah SMA Negeri dan Swasta se-Kabupaten Lombok Tengah. Selain pembahasan Assesmen Nasional (AN), MKKS juga dirangkai dengan acara silaturrahmi Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan SMA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi NTB yang baru, Drs. Lalu Muhammad Hidlir, M.Pd. 




Terkait pembahasan tentang Assesmen Nasional, Kemendikbud sebelumnya telah membuka ruang diskusi bagi para pemangku kepentingan terkait pendidikan untuk memberikan masukan terhadap penerapan Asesmen Nasional pada tahun 2021. Kebijakan penerapan Asesmen Nasional merupakan upaya peningkatan sistem evaluasi sekaligus sebagai bagian dari kebijakan Merdeka Belajar. 

Asesmen Nasional diklaim bertujuan untuk mendorong perbaikan mutu pembelajaran dan hasil belajar peserta didik. Disamping itu juga dianggap sebagai awal perubahan cara berfikir (paradigma) masyarakat tentang evaluasi pendidikan.

Dalam pemaparan Kepala Seksi (Kasi) Kurikulum PSMA, Purni Susanto, S.Pd.,M.Hum, penerapan Assesmen Nasional Tahun 2021 tidak sama dengan Ujian Nasional (UN). Assesmen Nasional Tahun 2021 akan diterapkan pada sebagian siswa yang ditentukan secara acak sebagai perwakilan di setiap sekolah masing-masing.

"Assesmen Nasional Tahun 2021 besok tidak sama seperti UN sebelumnya. Ini karena peserta Assesmen Nasional akan diambil dengan sistem random sampling, sekitar maksimal 45 siswa per sekolah yang menjadi sampel", ungkap Purni pada acara MKKS SMA Loteng tersebut.

Selain siswa ditentukan secara acak, sekolah yang melaksanakan Assesmen Nasional juga akan dipilih sebagian untuk menjadi sempel.

"Dalam satu kabupaten/kota, hanya 10 sekolah yang akan dipilih sebagai sempel", tambahnya.

Lebih lanjut Purni menjelaskan bahwa Peserta Assesmen Nasional bukan siswa yang diduk di kelas XII melainkan siswa yang masih duduk di kelas XI. Hal ini dikarenakan Assesmen Nasional tidak lagi semata-mata bertujuan untuk menentukan perangkingan atau hasil belajar individu melainkan untuk melihat kinerja sekolah.

"Untuk itu, raport hasil Assesmen Nasional nantinya bukan raport individu, tapi raport kolektif sekolah. Bila ada perbaikan maka akan ada rekomendasi untuk sekolah tersebut", tegasnya.

Dengan demikian, orangtua/wali murid dan peserta didik tidak perlu mempersiapkan diri secara khusus dalam menghadapi Asesmen Nasional 2021 yang dapat menambah beban psikologis peserta didik. Orangtua/wali murid tidak perlu cemas dan tidak perlu mengeluarkan beban tambahan seperti biaya kursus atau bimbingan belajar (bimbel) tambahan. Penentuan kelulusan siswa kelas XII akan mengacu pada hasil Ujian Sekolah (US) seperti tahun sebelumnya.

Purni berharap sosialisasi Assesmen Nasional 2021 yang dilakukan dalam acara MKKS SMA Loteng dapat memberikan gambaran umum yang lebih komprehensif bagi sekolah sehingga dapat mempersiapkan diri sejak dini dengan menentukan langkah-langkah yang tepat.

Baca juga : Jenis-jenis Assesmen Nasional

Comments