Makalah Ke_NWan, Tentang "Kepribadian Maulana Syaikh TGKH. Zainuddin Abdul Majid"

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Sebagai pedoman dasar untuk mengabstrakkan kepribadian seseorang, diperlukan telaah awal mengenai  konsep kepribadian itu sendiri. Konsep tersebut dapat membantu memahami pola tindak, sikap, seseorang yang secara holistic dapat dijadikan sebagai indicator kepribadian seseorang. Gorden W. Allport, sebagaimana dikutip oleh Sarlito Wirawan, mamandang kepribadian sebagai organisasi dinamis dalam diri individu yang terdiri dari sistem-sistem psikofisik yang menentukan cara penyesuaian diri yang unik dari individu tersebut terhadap lngkungannya.
 
Adapun kepribadian dalam konteks Nahdlatul Wathan ini menunjukkan adanya suatu tanda yang lebih di utamakan yang mesti dimiliki oleh organisasi ini, yaitu islam Ahlussunah wal jama’ah ‘ala Mazhabil Syafi’I r.a. Kepribadian ini digali dari khazanah ajaran-ajaran Pendiri Nahdlatul Wathan Maulanasy Syaikh Tuan Guru Kiai Haji Muhammad Zainiddin Abdul Majid sebagai penganut setia, penyiar tangguh dan pembela utama Islam Ahlussunnah wal jama’ah ‘ala Mazhabil Imamisy Syafi’I r.a. kepribadian ini tercermin pada muqaddimah dan permulaan Hizib Nahdlatul Wathan.

Hal ini termasuk keistimewaan Hizib Nahdlatul Wathan. Tidak ada dijumpai dalam sejarah, hizib yang dengan tegas dan tandas mencantumkan landasan ide dan faham Ahlussunnah wal jama’ah, seperti hizib Nahdlatul Wathan. Dengan demikian hendaknya suatu organisasi khususnya organisasi ini memiliki dan mengamalkan iman dan taqwa berdasarkan mazhab Ahlussunnah wal jama’ah itu baik dalam aqidah maupun dalam fiqh.

Menguraikan tentang suatu bentuk kepribadian organisasi Nahdlatul Wathan, tentu dalam tulisan ini akan mengulas beberapa maupun secara keselurahan mengenai kepribadian pendiri dari organisasi Nahdlatul Wathan karena kepribadian suatu kelompok sangat erat kaitannya dengan kepribadian seorang pendiri atau pemimpin organisasi tersebut. Adapun kepribadian seorang pemimpin atau pendiri suatu organisasi tidak akan jauh berbeda dengan organisasi yang didirikan, hal ini dikarenakan oleh adanya kepribadian seseorang yang menjadi dasar dalam mendirikan suatu organisasi khususnya Nahdlatul Wathan itu sendiri. 

Mengenai kepribadian TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Majid, tentu menjadi aikon dan motivasi tersendiri oleh semua kalangan yang memang seperti yang kita ketahui sendiri bahwasanya kepribadian tokoh ini sangat perlu di contoh dan diikuti terlebih bagi pengikut setia Nahdlatul Wathan serta semua kaum muslimin diseluruh penjuru. Hal ini dikarenakan oleh kepribadian maulana syaikh yang begitu kompleks baik itu kepribadian dari aspek kejasmaniah maupun aspek kerohanian serta aspek kejiwaan yang luhur. Adapun semua itu dapat dibuktikan dengan kajian perjalanan dan perjuangan beliau semasa hidupnya hingga seperti yang kita rasakan sampai detik ini. Kesemua perjuangan beliau itu sendiri tentu tidak terlepas dari upaya-upaya yang sangat berkaitan dengan kepribadian beliau itu sendiri.

B.       Rumusan Masalah
Bagaimanakah kepribadian atau karakter yang dimiliki oleh Maulanasy Syaikh TGKH. Muhammad Zainiddin Abdul Majid semasa hidupnya dalam perjuangan membangun Nahdlatul Wathan maupun dalam membangun keluarganya baik dari aspek kejasmanian, kejiwaan, maupun kerohanian ?


BAB II
PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Mengenai Potret Keluarga TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid.

Maulana Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Majid yang dilahirkan di Kampung Bermi Pancor Lombok Timur pada tanggal 17 Rabi’ul Awal 1324 H (1906 M). beliau merupakan anak bungsu yang lahir dari perkawinan Tuan Guru Haji Abdul Majid dengan hajjah Halimatus Sa’diyah. Beliau bersaudara kandung lima orang, yaitu: Siti Syarbini, Siti Cilah, Hajjah Saudah, Haji Muhammad Shabur dan Hajjah Masyithah.

Ayahandanya yang terkenal dengan panggilan “Guru Mu’minah” itu adalah seorang muballig dan terkenal pemberani, pernah memimpin pertempuran melawan kaum penjajah; sedangkan ibunya terkenal sangat shaleh. Sejak kecil beliau memang terkenal sangat jujur dan cerdas. Karena itu, tidak mengherankan kalau ayah-bundanya memberikan perhatian khusus dan menumpahkan kecintaan serta kasih saying demikian besar kepada beliau.

Tentang silsilah keturunan beliau yang lengkap tidak dapat dikemukakan secara utuh, karena dokumen dan catatan silsilah keturunan beliau ikut terbakar ketika rumah orang tua beliau mengalami kebakaran. Namun yang jelas bahwa silsilah keturunan beliau adalah garis  yang terpandang, yaitu dari keturunan selaparang. Selaparang adalah nama Kerajaan Islam yang pernah berkuasa di Pulau Lombok.

TGKH Muhammad Zanuddin Abdul Majid di dalam perkawinannya sulit sekali mendapatketurunan, sehingga beliau pernah dianggap mandul, padahal beliau sendiri ingin sekali keturunan yang akan melanjutkan perjuangan   untuk-untuk mengembangkan dan menegakkan ajara-ajaran islam Ahlussunah wal jama’ah melalui organisasi Nahdlatul Wathan yang beliau dirikan. Beliau hanya dianugerahi dua orang anak dan keduanya putrid, yaitu:
1.      Hajjah Siti Rauhun
2.      Hajjah Siti Raihanun
Karena mempunyai dua anak itulah, beliau juga dipanggil dengan nama “ Abu Rauhun wa Raihanun

B. Kepribadian Maulana Syaikh Semasa Hidupnya dalam Perjuangannya Membangun Nahdlatul Wathan maupun Dalam Membangun Keluarga

Adapun kepribadian Maulana Syaikh semasa hidupnya dalam perjuangannya membangun Nahdlatul Wathan maupun dalam membangun keluarga memang menjadi keistimewaan tersendiri yang oleh orang lain belum tentu dimiliki sehingga bagi seluruh kaum muslimin dapat menjadikannya contoh untuk mendapatkan kebahagiaan dunia maupun akhirat. Seperti yang telah diuraikan dalam pembahasan atau bab sebelumnya, beliau memang dari sejak kecil sampai dengan beliau wafat memiliki kepribadian yang sangat baik.

Beberapa  substansi yang memang harus kita ketahui  untuk menjadi tolak ukur dari makna kepribadian yang dimiliki oleh beliau serta aspek-asppek kepribadian yang lainnya, yang sekiranya hal tersebut dapat dijadikan sebagai motivasi  bagi para pengikut beliau diantaranya:

a.      Aspek Kejasmanian

Secara fisik, Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Majid memiliki perawakan yang ramping dengan postur tubuh yang tegap. Kondisi fisik ini dimiliki dari sejak mudanya. Perawakan dan postur ini sepertinya mempengaruhi kesehatannya. Beliau memiliki kesehatan yang sangat prima dan jarang terkena penyakit yang kronis apalagi menahun. Kondisi kesehatan yang prima ini juga dapat terlihat dari cara berbicara. Dalam setiap pengajian, ia selalu bersuara lantang, berapi-api, dibumbui dengan nyanyian-nyanyian guyonan-guyonan segar yang mampu menarik perhatian jamaahnya. Ketika menjelaskan persoalan-persoalan yang bersifat prinsip, seperti masalah akidah dan akhlaq, suaranya lantang dan tegas. Gaya bicaranya juga lugas dan jelas,csehingga tidak menyisakan ruang bagi pertanyaan-pertanyaan dibenak jemaahnya,

Dalam dakwahnya beliau sangat bersemangat untuk membuat jemaahnya paham dengan apa yang ia sampaikan. Beliau juga mengajarkan jemaahnya mengenai semua hal yang tentunya positif untuk masa depannya serta beliau mampu membuat jemaahnya tidak bosan dengan dirinya dengan menggunakan berbagai hal yang unik ataupun kocak.

b.      Aspek Kejiwaan
Prihal aspek kejiwaan TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid, secara menyeluruh memang dapat di telusuri dari riwayat hidupnya semenjak awal, namun karena keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki penulis, maka beberapa poin penting yang cukup menonjol yaitu sikapnya terhadap beberapa hal yang dialami selama hidupnya, baik yang bersentuhan langsung maupun tidak.

Metodologi berfikir Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Majid dalam fenomena sasak adalah dengan bercermin pada sejarah Sasak itu sendiri. Tergambar ia sangat memahami historisitas sasak dan tipologi masyarakatnya. Dari telaah inilah kemudian ia merumuskan pemikiran-pemikirannya tentang sasak.

c.       Aspek Kerohanian Yang Luhur
Aspek-aspek kerohanian yang luhur dalam konteks kepribadian memiliki signifikansi penting dalam menilai sisi fundamental kehidupan seseorang, karena mencakup pandangan bagaimana seseorang secara totalitas mendefinisikan arti kehidupannya. Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Majid merumuskan kehidupannya sebgai perjuangan dan menegakkan aqidah, sebagaimana ungkapan terkenal menyebutkan:
“Hidup adalah perjuangan dan menegakkan aqidah”

Untuk dapat melakukan perjuangan dan menegakkan aqidah secara sempurna, ia mempersyaratkan adanya suatu kemerdekaan dari diri seseorang secara materil dari hal-hal yand bersifat duniawi, atau setidaknya tidak menjadikan diri untuk selalu bergantung dan mengukur suatu aktivitas secara materil. Dengan tidak menggantungkan diri pada materilsemata maka kita akan memperoleh kebersihan hati.

Kebersihan hati oleh Al-Ghazali diumpamakan dengan teori al-mir’ah(cermin).”hati manusia bagaikan cermin, sedangkan petunjuk Tuhan bagaikan nur (cahaya) dengan demikian, jika hati manusia benar-benar bersih, niscaya ai akan bisa menangkap cahaya petunjuk ilahi dan memantulkan cahaya tersebut ke sekitarnya. Jika manusia tidak mampu menerima cahaya ilahi berarti ada sebabnya yakni, pertama, cerminnya terlalu kotor sehingga cahaya ilahi tidak dapat diterima oleh cermin rohani. Kedua, diantara cermin dengan cahaya terdapat penghalang sehingga cahaya ilahi tidak tembus kepada cermin. Ketiga, cermin tersebut membelakangi cahaya hingga tidak mungkin bisa tembus ke cermin.

Sebagai wujud lain dari cara pandangnya mengenai kehidupan tersebut di atas, beliau mempunyai semboyan hidup yang sangat ideal, yakni keinginannya menjadi matahari, dan menjadikan matahari sebagai gurunya.”saya ingin seperti matahari yang selalu terus berputar dari Timur ke Barat.bukan saja dalam waktu 24 jam, tetapi telah berjuta-juta kurun zaman dan tidak pernah terlambat satu menitpun” yang dimana beliau betekad untuk selalu hidup memberikan manfaat kepada orang lain.

Demikianlah elaborasi deskriftif tentang kepribadian luhur Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Majid yang menjadi parameter untuk melihat kiprah dan aktualisasinya dalam menegakkan aqidah dan syariah secara kontinyu dan konsisten [istiqomah] untuk kemaslahatan umat.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Dari berbagai uraian pembahasan bab-bab sebelumnya tentu dapat ditarik suatu bentuk kesimpulan yang mana keperibadian yang dimiliki oleh Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Majid  ini memang sangat luar biasa mulianya, karena hampir semua sisi kehidupan beliau dipenuhi dengan berbuat kemaslahatan umat manusia terlebih bagi kaum muslmin. Kepribadian beliau dari aspek kejasmanian, kejiwaan, dan kerohanian yang dimiliki ini merupakan keistimewaan tersendiri yang dimana kesemua itu digunakan untuk membangun manusia yang beraqidah dan berakhlak mulia.

Beliau sendiri merupakan sosok atau figure yang sangat tersohor dengan segala kebaikan, kejujuran, keihlasan, keteguhan hati, kepintaran, jiwa besarnya dan kelebihan-kelebihan lainnya baik dilingkungan sendiri maupun di Arab Saudi sekalipun sudah terkenal. Kepribadian inipun tidak hanya terlihat dalam melakukan dakwah namun lebih dari itu juga, kepribadian beliau terlihat dalam memimpin keluarganya hingga anak cucunya yang begitu baik.



DAFTAR PUSTAKA

Nu’man, Abdul Hayyi, Asy’ari Sahafari. (1988). Nahdlatul Wathan Organisasi Pendidikan, Sosial dan Dakwah Islamiyah. Pancor: Pengurus Daerah Nahdlatul Wathan.
Ahmad D, Marimba, (1987). Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Al-Ma’arif.
M. Bambang, Pranomo. (1994). Kontekstualisasi Doktrin Islam Dalam Sejarah. Jakarta: Paramadina.

Comments