Kepala Puspeka, Rusprita Putri Utami, menegaskan bahwa penguatan karakter merupakan fondasi penting menuju Indonesia Emas 2045. Menurutnya, cita-cita tersebut hanya bisa tercapai melalui dukungan Catur Pusat Pendidikan keluarga, satuan pendidikan, masyarakat, dan media serta kolaborasi nyata dari berbagai pihak.
Membuka acara secara resmi, Staf Khusus Mendikdasmen Bidang Pembelajaran dan Sekolah Unggul, Arif Jamali, menyebut pendidikan karakter sebagai “perjuangan panjang dan jalan sunyi” yang tidak bisa ditempuh kementerian seorang diri. Ia menekankan perlunya pendekatan kontekstual yang relevan dengan generasi saat ini, seperti pembiasaan tujuh kebiasaan anak Indonesia hebat, yang hanya bisa berhasil dengan dukungan orang tua dan masyarakat.
Dalam pidatonya, Arif juga berbagi pengalaman personal dalam mendidik anak, menyoroti pentingnya memahami kesenjangan generasi serta mengadopsi cara-cara kreatif dan menyenangkan dalam menanamkan nilai karakter.
Pada kesempatan ini, Puspeka juga meluncurkan sejumlah program prioritas, antara lain Program Pagi Ceria, penguatan ekstrakurikuler, penciptaan lingkungan belajar inklusif dan aman, serta penguatan kebinekaan. Melalui platform “Siap Bersama”, Puspeka mendorong tata kelola kerja sama lintas lembaga yang transparan, adaptif, dan berkesinambungan.
“Kolaborasi penguatan karakter harus menumbuhkan rasa kepemilikan dari semua mitra. Harapannya, Temu Komunitas Nasional ini menjadi momentum untuk memperluas partisipasi dalam membangun ekosistem pendidikan yang berkarakter, inklusif, dan berkelanjutan,” ujar Gigih Anggana Yuda dari Subbag Tata Usaha Puspeka.
Dengan semangat gotong royong, Kemendikdasmen berharap acara ini menjadi langkah strategis mempercepat lahirnya generasi berkarakter unggul demi mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Comments
Post a Comment
Cara bicara menunjukkan kepribadian, berkomentarlah dengan baik dan sopan…