Macam-macam Sumber dan Teknik Pengumpulan Data Penelitian Kualitatif

A. Sumber Data
Untuk mendapatkan informasi dan data yang lengkap, jelas, akurat, serta valid mengenai objek yang diteliti, maka sangat dibutuhkan jenis dan sumber data yang tepat untuk digunakan dalam penelitian. Menurut Sugiyono (2010:62), dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sehingga jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yakni:

1. Data Primer
Data primer merupakan data dan sumber data yang langsung diperoleh dari sumber data pertama (informen inti) atau informasi yang diperoleh secara langsung di lokasi penelitian atau objek/subjek penelitian. Data primer yang dimaksud seperti hasil wawancara langsung dengan Anggota Badan Permusyawaratan Desa di Desa Menceh Kecamtan Sakra Timur.

2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data dan sumber data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, seperti dokumen-dokumen, pengakuan-pengakuan atau hasil wawancara dengan pihak kedua (informen penguat data) seperti Kepala Desa, Sekretaris Desa beserta Perangkatnya, LKMD, Karang Taruna, Tokoh Masyarakat, dan hasil penelitian terdahulu yang dijadikan pembanding atau rujukan oleh peneliti.

B. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menurut Sugiyono (2010:62), merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari peneltian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

Dalam melakukan suatu penelitian, seseorang peneliti dituntut harus memiliki kemampuan untuk dapat memahami dan mengimplementasikan metode-metode maupun teknik penelitian yang baik untuk memperoleh hasil yang semaksimal mungkin. Adapun upaya atau teknik untuk memperoleh atau mengumpulkan data yang diperlukan, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Pengamatan Langsung (Observasi)
Pengamatan langsung (observasi), merupakan cara pengumpulan data yang dilakukan peneliti terhadap obyek yang diteliti secara langsung di lapangan untuk selanjutnya diamati, direkam, mencatat kejadian-kejadian yang ada, dikumpulkan dan sebagainya yang terkait mengenai segala keadaan dan perilaku yang ada di lapangan secara langsung.

Observasi juga dapat diartikan sebagai sebuah cara yang dilakukan secara continue oleh seseorang dengan melakukan pengamatan kepada obyek secara lebih dekat dalam penelitian. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut Marshall (1995) dalam (Sugiyono, 2010:64).

Selain itu, peneliti menerapkan bentuk metode observan partisipan (obserpasi partisipasi). Dalam observasi partisipasi, peneliti terlibat langsung dan ikut berpartisifasi dalam kegiatan maupun aktivitas masyarakat yang dijadikan objek penelitian, dan ikut merasakan suka dukanya. Jenis observasi partisifatif yang diterapkan yakni partisipasi pasif. Artinya bahwa peneliti berada dan tinggal di lokasi kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan secara aktif.

Penggunaan metode diatas karena mengingat peneliti juga sekaligus merupakan anggota masyarakat atau peneliti berdomisili di masyarakat yang dijadikan objek penelitian, yang sedikit tidak peneliti ikut merasakan apa yang dirasakan oleh anggota masyarakat lainnya dari dampak atau imbas, maupun masalah-masalah yang muncul dari keberadaan perusahaan tambak udang.

2. Wawancara (Interview)
Metode wawancara merupakan suatu metode yang dimana terjadinya suatu interaksi dan komunikasi langsung antara pewawancara (peneliti) dengan informan (orang yang diwawancarai) guna memperoleh data yang diperlukan lebih rinci. Esterberg (2002) dalam (Sugiyono, 2010:73) juga mendefinisikan wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Esterberg juga mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu wawancara terstruktur, semiterstruktur, dan tidak terstruktur. Adapun wawancara yang akan digunakan yakni wawancara semiterstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Wawancara semiterstruktur merupakan jenis wawancara yang oleh penelitinya terlebih dahulu menyiapkan masalah dan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang akan diajukan kepada informen sebelum terjun ke lapangan. Disamping jenis wawancara semiterstruktur dapat dikategorikan dalam in-dept interview, yakni wawancara yang dalam pelaksanaannya lebih bebas.

Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara terbuka, yakni pihak yang diajak wawancara seperti Anggota BPD di Desa Menceh diminta pendapat dan ide-idenya. Untuk itu peneliti akan mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informen.

Sedangkan wawancara tidak terstruktur merupakan wawancara bebas dan tidak mengacu pada daftar pertanyaan atau pedoman yang telah disusun sebelumnya secara sistematis dan lengkap. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Wawancara ini berjalan mengalir seperti dalam percakapan sehari-hari dengan mengembangkan pertanyaan-pertanyaan pada wawancara semiterstruktur untuk memperoleh informasi lebih mendalam.

Kedua jenis wawancara ini akan dipadukan dengan harapan informan-informan tersebut dapat memberikan informasi yang jelas, rinci, valid, dan konsisten mengenai masalah yang menjadi objek penelitian.

3. Dokumentasi (Documentation)
Selain menggunakan teknik pengumpulan data dengan observasi dan wawancara dalam penelitian yang dilakukan di Desa Menceh, peneliti juga menggunakan dokumentasi. Dokumentasi dilakukan dengan pengumpulan dokumen-dokumen dalam bentuk tulisan berupa profile desa dan lainnya. Dokumen dalam bentuk foto, audio, maupun vidio dan sebagainya juga dijadikan sebagai sumber data. Untuk selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk menafsirkan, menguatkan, dan menguji data yang diperoleh di lapangan.

Comments